tag:blogger.com,1999:blog-62025377221538789242024-03-13T22:39:31.086-07:00Kalimantan SelatanArsyad Indradihttp://www.blogger.com/profile/02268094638915127738noreply@blogger.comBlogger40125tag:blogger.com,1999:blog-6202537722153878924.post-40060017131930191632011-10-14T20:03:00.000-07:002011-10-14T20:15:12.825-07:00Andi Jamaluddin, AR. AK<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdDBU7O3sSMBhjwbHJT76J9QH1khzxIRQpxfM1jPlcdNP73J0O-mRcc0x7i4fwKr4C4EVJ3zjI0mL4SU5JjNwcjzx86ANTNaLaw7A81N8uNhQUNUKtuyP-urcZvYjsV0ACoRrIWsslXceC/s1600/A+Jamaludin+AR+AK.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 149px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdDBU7O3sSMBhjwbHJT76J9QH1khzxIRQpxfM1jPlcdNP73J0O-mRcc0x7i4fwKr4C4EVJ3zjI0mL4SU5JjNwcjzx86ANTNaLaw7A81N8uNhQUNUKtuyP-urcZvYjsV0ACoRrIWsslXceC/s200/A+Jamaludin+AR+AK.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5663552122991465218" border="0" /></a><br /><div style="text-align: justify;">Andi Jamaluddin, AR. AK, lahir di Pagatan, 14 Februari 1964. Menjadi guru sejak tahun 1985 hinga sekarang. Sekretaris KKKS (2007-2009) Kec. Kusan Hilir ini aktif di berbagai organisasi, Sekbid Seni Budaya PGRI Cabang Kusan Hilir (3 periode), Ketua KKG (2 periode), Sekretaris PPM Kusan Hilir, Ketua Bidang Pendidikan PGRI Kab. Tanah Bumbu, Sekretaris Umum Dewan Kesenian Tanah Bumbu, menjadi Tiem Penilai Angka Kredit Jabatan Guru Kab. Tanah Bumbu, menjadi juri pada Forum Karya Ilmu Guru Kab. Tanah Bumbu (PTK), menjadi panitia dan juri pada berbagai even kegiatan, baik di tingkat kecamatan maupun kabupaten.<br /> Puisi dan cerpennya sering disiarkan oleh RRI Banjarmasin, khususnya pada acara Untai-<br />an Mutiara Sekitar Ilmu dan Seni (UMSIS) disamping dipublikasikan pada beberapa surat kabar lokal, seperti Banjarmasin Post dan Dinamika . Kumpulan puisinya antara lain : Kehidupan (Tiga Serangkai, Solo), Domino, Losmen, Matahariku, Pidato Seekor Kakap, Bersujud, Zikzai, Wasi (Antologi Penyair pada Temu Sastra dan Budaya di Kalsel), Seribu Sungai Paris Barantai (Antologi Penyair pasa ASKS III Kotabaru 2006), Tarian Cahaya di Bumi Sanggam (Antolongi Penyair pada ASKS V Balangan, Menyampir Bumi Leluhur (Antologi Penyair pada ASKS VII Tanjung 2010), Konser Kecemasan (Antologi Penyair Kalsel 2010), Tragedi Buah Manggis (Antologi {Puisi Penyair Tanah Bumbu).<br /> Awal 1988 bersama teman-teman di Pagatan, yang dimotori oleh Fadly Zour, pernah<br />membentuk Himpunan Seniman/Budayawan Putra Kusan (HSBPK) dan ditunjuk sebagai Sekretaris. Tahun 1989 HSBPK mewakili Kabupaten Kotabaru (ketika Pagatan masih dalam wilayah Kabupaten Kotabaru) mengikuti Festival Opera se Kalsel di Taman Budaya dan berhasil sebagai pemenang Harapan I. Setahun kemudian dipercayakan kembali untuk mengadakan pagelaran opera di Taman Budaya dengan menampilkan satu cerita yang berjudul Balada Musim Tenggara. Sebagai Anggota Komisi Bidang Sastra Dewan Kesenian Kotabaru (1998-2002) bersama Ali Syamsuddin Arsi, turut membidani kelahiran Rancah Puisi (Forum Kreativitas Puisi dan Baca Puisi di Tanah Kusan). Beberapa kali menjadi pemenang Sayembara Penulisan Naskah Buku Bacaan yang diselenggarakan oleh Pusat Perbukuan Nasional, baik di tingkat provinsi maupun di tingkat nasional. Tahun 1988 sebagai Harapan II (bidang Bahasa Indonesia), 1989 dan 1990 Juara I (Bahasa Indonesia, 1991 Juara I di tingkat provinsi dan di tingkat nasional Harapan II (Bahasa Indonesia). Pada tahun 1992 mengirim 3 (tiga) naskah buku ke tingkat provinsi dan menjadi Juara I (Bahasa Indonesia), Juara II (IPA), dan Juara II (IPS). Tahun 1994 Juara I (Bahasa Indonesia), 1998 Nominasi I (Kumpulan Puisi Matahariku), tahun 2000 Nominasi I di tingkat provinsi dan di tingkat nasional sebagai Juara II dengan judul naskah ’Jalan Mulai Terang’ (Penerbit Analisa, Yogyakarta), dan<br />tahun 2002 Nominasi II (Kumpulan puisi ’Pidato Seekor Kakap’).<br /> Beberapa kali mengikuti kegiatan forum Sastra dan Baca Puisi, di antaranya pada HUT<br />Kota Banjarmasin 2007, Tadarus Puisi di Banjarbaru 2006,2007, 2008,2009 Tadarus Puisi di Tanbu 2006, 2007, 2010, 2011, Aruh Sastra Kalsel 2005 di Pagatan, 2006 di Kotabaru, 2007 di Amuntai, 2008 di Balangan, 2010 di Tanjung, 2011 di Barabai, dan Kongres Cerpen Indonesia (KCI) 2007 di Taman Budaya Banjarmasin.<br /></div><br /><br />RINDU INI HANYA MENGALIR DI ARUS SUNGAI KUSAN<br /><br />entahlah, sampai kapan jukung ini<br />hanya bertambatkan di tihang dermaga waktu<br />karena memang aku tak punya dayung apalagi mesin<br />sementara ketinting hilir mudik dari muara ke hulu<br />atau dari hulu ke muara<br />mengangkut para penumpang memecah alir sungai<br />menuju peraduan nasibnya masing-masing<br />rodanya yang terus berputar membelah arus<br />tak tahu lagi di mana pernah<br />pusar air menenggelamkan batang-batang rumbia<br />entahlah, mereka hanyalah perindu, barangkali<br /><br />ketika matahari membuka jendela angin<br />aku tak tahu ke mana akan kuhanyutkan kerinduan<br />aku coba mendayung jukung ini dengan sehelai purun<br />meninggalkan dermaga<br />menyusur pesisir nipah dan rambai<br />berhari-hari<br />tak peduli hempasan riak yang bakal menenggelamkan jiwaku<br />sewaktu-waktu<br />tapi tak jua rinduku bertemu waktu<br />entahlah, rindu ini hanya sebatang gadang , barangkali<br /><br />sungai kusan yang meliuk seakan membuat aku lelah<br />kedua kakiku lepuh meredam rasa,<br />nyeri bagai seluang mabuk karena menghisap asap knalpot mesin ketinting,<br />dan burung punai tak jua mau terbang<br />walau telah kulabuhkan ancak cinta di sini, di tebing sini,<br />di dekat akar-akar bakau yang silang menyilang belukar<br />ternyata hanya tinggal arus yang dicakar-cakar kepiting<br />entahlah, rindu ini hanya mengalir di sungai ini, barangkali<br />jukung tak sampai-sampai, menepi<br /><br />muara seperti semakin jauh di antara teluk sukma<br />pasir-pasir mengendap dan terus mengendap<br />ah, jangan biarkan ragaku jadi gusung, di sini<br />sebab aku tak kuat lagi mendayung<br />apalagi ketika rasa mulai surut dan ombak terbahak<br />muara oh muara sungai yang jauh<br />jukung ini kuhanyutkan saja, biarlah !<br />Biarlah, tak perlu hilir mudik mengantar pusaran air<br />hulu sungai ini masih bermakna<br />dan rinduku pasti bertemu di antara telukmu.<br /><br />051011<br /><br /><br />NYANYIAN BURUNG<br /><br />ternyata burung punai itu sudah lama terbang<br />kepakkan derai angin yang menusuk tulang-tulangku<br />aku tak tahu di pohon mana ia hinggap<br />menuliskan syair nyanyian semu<br />dengan mencakar-cakar ranting awan<br />(Duh ! Aku tak bisa jawab !)<br /><br />manakala senja mulai buram<br />cakrawala pun meluruhkan kelambunya<br />senyap dalam kesendirian<br />lelap dalam nada-nada mimpi<br />Ah, ternyata burung punai itu tak kembali lagi<br />tak ada lagi nyanyian di sini<br />menghentak-hentak waktu<br /><br />061011<br /><br /><br />GELOMBANG<br /><br />gelombang itu mensayat-sayat pasir<br />pantai yang telanjang merenta<br />hari-hari membakar lukisan pelangi<br />dan kapal-kapal nelayan<br />hanya bersimpuh di pelataran teluk<br />muarapun membisu<br /><br />siapakah di sini yang telah memberi selembar layar angin<br />menukikkan derai-derai arus<br />pada lampu-lampu bagang<br />padahal kita tahu pantai sudah lama selingkuh dengan malam<br />tapi gelombang tak pernah tahu sejarah rindu<br />hanyalah pengabdiannya terhadap laut<br />tak ada lagi<br /><br />dan kapal-kapal nelayan mencoba tak peduli<br />sebab beribu duka siput hanya melunjur angan<br />di sana, di sepanjang pesisir senja<br />di sana, di pelaminan jiwa<br />dengan keciak perihnya<br /><br />091011Arsyad Indradihttp://www.blogger.com/profile/02268094638915127738noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6202537722153878924.post-5196070207499691732011-05-18T08:22:00.000-07:002011-05-20T21:21:26.792-07:00Iberamsyah Barbary<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggK9hvL3QOVJNSiBVctJp-Q8hKD7OganmrsM18tHx8nBx7e2B2o1hTA2VIOuh6TMy47rv18B81lccK49aqTMKEnn9YarT-Db2uksSLyGJrkKp4MkZmLUJMg3_7OuuACz66hJ-lz9ZN2mft/s1600/foto.jpg"><img style="float: left; margin: 0pt 10px 10px 0pt; cursor: pointer; width: 136px; height: 200px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggK9hvL3QOVJNSiBVctJp-Q8hKD7OganmrsM18tHx8nBx7e2B2o1hTA2VIOuh6TMy47rv18B81lccK49aqTMKEnn9YarT-Db2uksSLyGJrkKp4MkZmLUJMg3_7OuuACz66hJ-lz9ZN2mft/s200/foto.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5608080626778950562" border="0" /></a><br /><br /><div style="text-align: justify;">Iberamsyah Barbary lahir di Kandangan – Kalsel, 02 Januari 1948. Pensiunan Pegawai BUMN ini aktif menulis dari tahun 1963 s/d 1972 dan kembali aktif menulis lagi 2008 sampai dengan sekarang. Dalam data-data Kesenian Daerah Kalsel proyek Pusat Pengembangan Kesenian Kalsel Depdikbud 1975/1976 dia dimasukkan dalam priodesasi kesastraan Kalsel angkatan 70. Pada masa tahun 70-an itu karya puisinya banyak diterbitkan Harian Lokal seperti Banjarmasin Post, Gawi Manuntung dan Dinamika Berita,di luar Kalsel seperti Media Jakarta Al,Mingguan Um Pembina,Suara Pembangunan,Minggguan Mutu dan Horizon Baru. Menjalani masa pensiun dia berdomisili di Komp Perumahan Banjarbaru Permai Jl. Padang no 67 Banjarbaru – Kalsel ,70712, telp. 0511-4782040 dan hp 081381667070<br /></div><br /><br /><span style="font-weight: bold;">RANJANG</span><br /><br />Ranjang siang ranjang malam<br />Aku dan dia berbagi mimpi<br />Mengaduk cinta, menterjemahkan cinta<br />Digelinjang ranjang, kami terbuai<br />Membagi kasih<br />Membelah buah semangka, mereguk merah manis, melepas dahaga jiwa<br /><br />Ranjang siang ranjang malam<br />Tertinggal di kampung sunyi<br />Aku dan dia masih berbagi, satu guling satu bantal<br />Memeluk cinta senja hari, rona birahi<br />Digelinjang ranjang, terkekeh tawa yang kesejuta<br />Menguliti kelapa tua, alut berserabut<br />Memeras santan sitampuk manis<br />Menyelesaikan malam, rasa tak bertepi<br /><br />Ranjang siang ranjang malam<br />Tempat kami menterjemahkan mimpi<br />Menyemai cinta, menumbuhkan kasih<br />Mengelopak bunga, dahaga memetik buah<br />Terbayar tunai, cinta berbuah kasih<br /><br />Depok, Mei 2011<br /><br /><br /><br /><span style="font-weight: bold;">KABAR DARI BANUA</span><br />“kepada : Prof. Denny Indrayana”<br /><br />Ada kabar dari banua :<br />Kembang kampung yang dulu kita intip di jendela<br />Kita kejar dengan kuda kacang sambil mengangkut pisang<br />Kerling mata kita mengambang didadanya, cita-cita<br />Ada gairah, kita tak sanggup memeluknya, hasrat<br />Tak punya pengalaman, keberanian siasat cinta<br />Sudah jadi janda ! terkoyak ditelantarkan para bujang<br />Dalam bentuk ampas sisa<br /><br />Katanya dari orang yang bisa dipercaya ;<br />Banyak kawin kontrak, penghulu mabuk kepayang<br />Menikahkan pemodal kawin belang<br />Membuka pintu langit, memetik bintang<br />Mengapling singgasana<br />Tak peduli istri tua penjaga martabat<br />Kebakaran kerudung suci pembukus aurat<br /><br />Kita sekolah sudah S3, untuk modal meminang<br />Pulang-pulang, kembang kampung sudah jadi janda kedaluarsa<br />Tinggal keriput ngelangsa, lobang-lobang menganga, menangkap bencana<br /><br />Amanat ibu : cari bujang-bujang pemerkosa,<br />Nikahkan dihadapan KPK sekarang juga<br />Agar langit martabat, adat banua terjunjung harkat<br />Anak cucu tidak salah prasangka<br /><br />Banjarbaru, April 2011<br /><br /><br /><span style="font-weight: bold;">MENGEJAR LAYANG-LAYANG PUTUS</span><br /><br />Layang-layang tinggi diawan, menawan<br />Melayang putus memberi harap<br />Tapi kemana angin berhembus<br />Antara terpegang, apa pupus<br /><br />Jauh sudah kaki terseret hasrat<br />Kepala tengadah, mata lurus tak berkedip<br />Alangkah indah tersangkut dihati<br />Layang-layang gagah terundak lagi<br /><br />Kelayangan putus diawan<br />Terombang-ambing jiwa menanti<br />Banyak penggalah menjuluk harap<br />Tak tahu basa basi lagi<br />Layang-layang tercabik, kerangka patah<br />Hilang arti, semua tak terbagi<br />Jiwa menangis, harap tak terundak<br /><br />Layang-layang melayang putus<br />Biarkan terundak oleh angin berhembus<br />Menghias awan putih berarak<br />Kemana sangkut nasib bertaut<br />Mata memandang, alam merebut.<br /><br />Depok, Mei 2011<br /><br /><br /><span style="font-weight: bold;">PENGANTEN SURGA</span><br /><br />Dia masih muda<br />Lelaki remaja dengan bidadari dihatinya<br />Ingin kawin di surga, katanya<br /><br />Mahar dibayar tunai, raganya terburai<br />Jiwanya melayang, sang penganten menuju surga<br />Tapi beritanya masih tertinggal didunia<br /><br />Fatwa aqidah merasuk jiwa<br />Menutup, jalan lain menuju surga<br />Masa bodoh, ibu bapak, saudara<br />Kafir telah melata?!<br /><br />Ini fatwa dari penyair;<br />Tapi jangan aku dituding kafir<br />Sekedar ingin kawin disurga<br />Jangan dendam kesumat diseberang lautan<br />Amuk dalam rumah sendiri<br />(kita tidak sedang dalam perang)<br />Tidak baik didengar tetangga, dan<br />Jangan mengusik penjaga neraka<br /><br />Depok, Mei 2011<br /><br /><br /><span style="font-weight: bold;">GALAU</span><br /><br />Hari-hari, kemarin juga<br />Bahkan hari ini<br />Galau menyisir hati yang kusut<br />Aku cemberut berat<br />Walau sekedar untuk tengadah<br />Ada sandiwara, ngeluruk angin membungkus matahari<br />Riak cerita berselancar diayun gemlombang janji,<br />Itu-itu juga<br />Rona dusta, nyata diantara kita<br />Mati rasa, menatap kata<br />Tidak tahu basa<br />Setan kesurup, memeluk bebal,<br />Bakal membala<br /><br />Apakah sudah mengerti...!?<br />Sudah ada bisikan alam<br />Ulat-ulat langit turun berjamaah<br />Meranggas pasti, menserakahi dedaunan<br />Rumput yang terpijakpun tinggal akar,<br />Melekati bumi yang sabar<br />Cacing penunggu setia daun daun gugur,<br />Tidak terbagi, lupa berbagi<br />Bak bunga bangkai mekar mempesona<br />Mumpung acuh dalam kepompong<br /><br />Galau hari-hari ini<br />Kemana lagi memaut hati<br />Untuk satu kata,<br />Jangan sampai terjadi<br />Bala memendam galau,<br />Dalam-dalam<br />Liang lahat menyempit,<br />Menghimpit.<br />Astagfirullah.<br /><br />Banjarbaru - Depok April 2011Arsyad Indradihttp://www.blogger.com/profile/02268094638915127738noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6202537722153878924.post-32886140582031548632010-12-18T10:00:00.000-08:002010-12-26T20:17:30.924-08:00Arief Rahman Heriansyah<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiYGZue0sVHfci9YC43BdGgvP94xpE1dYWAfgoCCJn7mwNIIVpoAlgPy5EjrQ3QQaOlgo2LevMjHCgEZ0ZoAqFz8NIvyDCvw5-KfUht0DTeKL5bdq6wtKyqeFoH5i06u3TGSC1CL3sS7kVY/s1600/Arief.jpg"><img style="float: left; margin: 0pt 10px 10px 0pt; cursor: pointer; width: 130px; height: 200px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiYGZue0sVHfci9YC43BdGgvP94xpE1dYWAfgoCCJn7mwNIIVpoAlgPy5EjrQ3QQaOlgo2LevMjHCgEZ0ZoAqFz8NIvyDCvw5-KfUht0DTeKL5bdq6wtKyqeFoH5i06u3TGSC1CL3sS7kVY/s200/Arief.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5555211358277506866" border="0" /></a><br /><div style="text-align: justify;">Dilahirkan di Amuntai HSU pada tanggal 14 Juni 1992 dari pasangan Heriansyah dan Noor Thaibah.Menyukai dunia seni dan sastra sejak duduk di bangku taman kanak-kanak.Dan pertama kali menulis puisi waktukelas 2 SD.<br />Karya tulisnya pernah dimuat di beberapa media seperti Banjarmasin Post,Radar Banjarmasin ,Serambi Ummah,Media Kalimantan,Cahaya Nabawi,dll.Puisi-puisinya juga pernah dibacakan di Radio RRI Banjarmasin .<br />Penghargaan seni yang pernah diraihnya antara lain, Juara I Lomba menulis indah se-Kab HSU (PORSENI tk.SD 1999) Juara III Bakesah bahasa Banjar se-Kab HSU (2002) Juara II Karikatur Islami se-Kab HSU (2002),Juara Tunggal penulisan Puisi dan Cerpen (MADING,AlFatra 2005) Juara I Cipta Puisi antar Pesantren tk.Banjarbaru, (Banjarbaru,2010) Juara I Cipta Puisi antar Pesantren se-Kalimantan Selatan,(2010) dan Juara III Cipta Puisi antar Pesantren tk.Nasional (Surabaya,2010)<br />Beralamatkan Jl.Abd Aziz Gg Mujahiddin RT 02 NO 37 Kec.Amuntai Tengah KAB HSU Kal-Sel. alamat e-mail: arief_brian@yahoo.co.id .Semua tentang dia bisa dilihat di http://stinkyrainbow.blogspot.com,<br /></div><br /><span style="font-size:130%;"><span style="font-weight: bold;">Jejak Sungai Pada Telapak Tanganmu</span></span><br /><br />langkah arus gelombang keruh<br />beradu dengan bising mesin kapal-kapal tua<br />menabuhkan gendang riaknya lautan membisu<br />mendayu-dayu<br />dermaga telah aku benami dalam ingatan sebuah wajah<br />senyum beku namun terpancar ketulusan semu<br />batin ini tak mau menggores luka lama lagi<br />tanpa terasa suara mesin kian meraung-raung<br />mengeluarkan raga dalam khayalan imajinasi<br /><br />Dik,<br />kau berpulang membawa hamparan pasir<br />dibentang cahaya senja merah saga<br />memukau wajah eksotismu dalam balutan cermin bulan<br />langkah lusuh yang tak berkesudahan<br />baiklah,mari ikut aku dalam lembaran kedamaian<br /><br />Dik,<br />sebelum kau tekuk<br />aku sudah tak ada dalam peraduan kapuk<br />lenguhanmu kemarin malam membuatku rapuh<br />lalau aku tak sekokoh dulu lagi<br />tahun berlalu telah membakar jiwa mudaku<br />tanpa terasa mengukir kerutan di wajahku<br />aku sekarang bukan seorang berpundak tegak<br />yang selalu menampung tingkah manjamu<br /><br />Dik,<br />lihatlah arus sungai di belakang istana kita<br />menyisakan tapak kepergianmu dulu<br />bungkam matanya,menyisakan sebuah déjà vu<br />namun kutepis prasangka buruk tentang kabarmu<br />biarlah seribu mulut itu puas mengecoh<br />tapi tidak dengan lelaki pendampingmu ini<br />sungai itu bukanlah awal dari yang pahit<br />selalu kau tegah dalam jejak telapak tanganmu<br />biarkan saja angin mendesing<br />merobek seluruh ketegaran jiwa kartini<br />dalam sukmamu<br />itu bukan yang kumau,Dik!<br />alam sudah tahu tentang ketentuan-Nya<br />bahwa dunia kita tentu tak sama lagi<br /><br />Penjara Suci,<br />12/12/2010<br /><br /><span style="font-size:130%;"><span style="font-weight: bold;">Ruang Pedang</span><br /></span><br />adalah sebuah jalan dingin samar-samar<br />yang menikam angin di ujung pusara<br />liat bergelombang lepas caranya tekuk<br />akan tubuh yang renta timba derita<br />apakah kokoh tonggak samudra<br />membuka nanar lubang-lubang jendela<br /><br />adalah sebuah ruang tak ada dasar<br />berliku tajam seperti elang mematai<br />menyongsong kemana memori yang tersembunyi<br />dalam nestapa renungi yang terbuang<br />bukan tanpa sebab membuang selaksa air mata<br />secercah bara mengebu-ngebu lahirlah setetes dahaga<br />para binasa yaitu tak tanya pelita<br />akankah takut terus bersemayam kantongi kornea mata<br />mimpi,takkan bisa dikejar imaji<br />karena mimpi bukanlah mimpi-mimpi<br />robek saja benteng berkelakar amarah sepi<br />walaupun hanya satu kali<br /><br />adalah sebuah arus yang tak terkendali<br />tak ada cinta pada tapak jejak langit prasasti<br />antara kau dan aku adalah duri yang tersaji<br />sepenuhnya belantara adalah duka yang terintimidasi<br />dongeng kematian,meninabobokan tangis cakrawala<br />gaduh menikam genderang menyisakan tabu<br />dengarkan celoteh pekik teriakan gerami candu<br />tegah prasangka pernyataan demi pernyataan<br />isak sedu-sedan aku dalam semboyan tangismu<br />aura diantara cermin tubuh malam terlalu<br />datar jangka bulan detak ghirah harmoni<br /><br />lantas kemana ruang diletakkan demi ruang?<br />sekejab mata seperti hanya tatap binatang jalang<br />tinta biru menyibak dalam kerisauan<br />mengungkap derita yang telah lama terpendam<br />karenanya rinduku adalah pedang<br />yang menangkis buaian peringatan perang<br />karena rindu adalah ruang pedang<br />yang bergeleyut dalam euforiamu<br /><br />Penjara Suci,<br />10 Muharram 1432 HArsyad Indradihttp://www.blogger.com/profile/02268094638915127738noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6202537722153878924.post-3386847144418327642010-11-05T09:57:00.000-07:002010-11-05T10:01:27.440-07:00Kayla Untara<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgVeezJlnJJAa_ZvtlTILPGZWSh4IVOPfQtLEcXAbsjkCJHMTVz8KIXgsH2urtxABiuF_aQXJ-zuFaYK55OW51M79IVYPaon_HOrzdb0l1AiATxtrogySQtUXYiAmAUBYg_p4Nkr1RfvK-w/s1600/Kayla+Untara.jpg"><img style="float: left; margin: 0pt 10px 10px 0pt; cursor: pointer; width: 137px; height: 200px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgVeezJlnJJAa_ZvtlTILPGZWSh4IVOPfQtLEcXAbsjkCJHMTVz8KIXgsH2urtxABiuF_aQXJ-zuFaYK55OW51M79IVYPaon_HOrzdb0l1AiATxtrogySQtUXYiAmAUBYg_p4Nkr1RfvK-w/s200/Kayla+Untara.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5536111766534231490" border="0" /></a><br /><div style="text-align: justify;">Kayla Untara (Muhammad FR.) ini, nongol di dunia pada tanggal 22 September di Kandangan atau tepatnya di desa Hamalau. Ayahnya (Ch. Abadi atau lebih dikenal dengan panggilan Om Uril…) adalah seorang budayawan asli dari ‘Yogya’-nya Kalsel.<br />Lelaki yang menyukai warna hitam ini mulai aktif berkesenian sejak duduk di bangku SD. Seabrek prestasi telah diboyongnya. Sejak umur 9 tahun-an (sewaktu ia masih kelas 3 SD), hingga memasuki bangku STM dia beberapa kali meraih juara 1 dalam lomba baca/deklamasi puisi se-banua lima maupun tingkat propinsi, pernah menjadi salah satu perwakilan Kalsel dalam lomba lukis tingkat SMP se-Indonesia di Surabaya. Pernah mengikuti festival theater se-Indonesia Timur di Banjarmasin, terlibat dalam berbagai pergelaran theater baik di Banjarmasin maupun di kota lainnya bersama sanggar posko la-Bastari. Sewaktu masih di STM, pernah mengikuti lomba theater se-banua lima (ketika itu ia sebagai sutradara sekaligus pemain) dalam rangka Rampai Muharram di Kandangan, dan dia membawa sekolahnya sebagai peraih juara satu.<br />Selain seabrek prestasi di atas, pemuda yang hobi melukis karikatur ini juga aktif menulis sejak awal tahun 2000 hingga sekarang. Sejumlah tulisannya baik berupa puisi, cerpen, dan artikel pernah dimuat di tabloid Gerbang, SKH Banjarmasin Post, SKH Radar Banjarmasin, SKH Media Kalimantan dan SKM Serambi Ummah. Sering mengikuti diskusi dan workshop penulisan cerpen baik di Banjarmasin maupun di Kandangan. Mengikuti pertemuan kongres cerpen (se Indonesia Timur?) di Banjarmasin. Puisi dan cerpennya juga telah dibukukan dalam beberapa antologi bersama semisal dalam buku La Ventre de Kandangan, Orkestra Wayang (kumcer), dan Do’a Pelangi Di Tahun Emas (Antologi puisi). Saat ini juga aktif berbagi tulisan baik puisi, cerpen, dan catatan ringan di media jejaring sosialnya (facebook) serta blog pribadinya dengan nama yang sama (e-mail; kayla.untara@rocketmail.com). Prestasinya dalam dunia tulis menulis yang baru-baru ini diterimanya adalah menjadi nominasi terbaik kedua dalam lomba penulisan cerpen bahasa banjar di tahun 2010 dalam rangka aruh sastra Kalimantan Selatan VII di Tanjung dan nominasi terbaik kedua dalam lomba penulisan puisi yang diselenggarakan FLP Banjarmasin beberapa waktu lalu.<br />“Jangan sampai terlambat mengatakan sesuatu” katanya. Seorang ayah yang sedang menantikan buah hati yang kedua ini sekarang menetap di . Jl. Trikesuma. Kampung Qadi Barabai, Kab. Hulu Sungai Tengah bersama mantan pacar dan putra tercintanya.<br /><br /></div><br /><span style="font-weight: bold;font-size:130%;" >Sajak; Sampan dan Riwayat Kematian</span><br /><br />Oleh; Kayla Untara (Muhammad FR.)<br /><br /><br />riak merindu di sela batu-batu<br />lembut belai semilir angin di punggung sungai<br />merenda gelombang kecil bagai senyum perawan berbibir biru<br />ah, kecipak pengayuh membawa sampan ke haluan<br /><br />ku ingin pulang, sayang<br />bawa serta segala benih sisa airmata<br />juga rapun kamboja bahagia<br />segala rupa pun juga nestapa<br /><br />ku mesti berlabuh, kasih<br />larung sampan, entah, mampu melewati ulak itu<br />mestikah kuretas senja temaram gerbang malam<br />sedang sampan tak cukup pijar lentera<br /><br />ah, senggama sampan ini mesra tanpa kata<br />tiap sisi mengecup airmata<br />melewati senja berharap cukup pelita<br /><br />sampan tak peduli mesti bagaimana akan bertambat<br />jika air ini mejadikan roh menjelma sejarah<br />terserah, aku pasrah!<br /><br />katanya;<br />"yang kupedulikan, mesti ke mana pengayuh ini membawa<br />sedang senja semakin menjingga..."<br /><br />sungguh,<br />gelombang maut itu senantiasa melumuri sampan<br />menjadikan keringat dingin<br />menusuk perasaan, meriwayatkan kematian...<br /><br /><br /><br /><span style="font-size:130%;"><span style="font-weight: bold;">Sajak; Berhala Sembilan Centi</span></span><br />Oleh; Kayla Untara (Muhammad FR.)<br /><br />Igalan asap menggiring irama jiwa<br />menjadikan bagian inspirasi<br />menyisakan puntung niscaya<br />meyabakkan abu-abu berdebu<br />layaknya api mati<br />pada berhala sembilan centi<br /><br />"kapan aku bisa membunuhmu!!!"<br /><br /><br />bjm'290310<br /><br />note;<br />(bahasa lain ; "Tuhan Sepuluh Senti" by. Taufik Ismail)<br />setelah saya ukur, ternyata "punya" saya hanya sembilan centi..Arsyad Indradihttp://www.blogger.com/profile/02268094638915127738noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6202537722153878924.post-18975244855511409372010-10-31T08:08:00.000-07:002010-10-31T08:12:25.970-07:00Husnul Khatimah<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQulCX0XpWTNwx_2YG_RvwyjnCrS5-5MKfFjTEK4iPQxzLqjaIh8ju2sxq3N5bY4Yc7dREQ5D6deBeACmnasSbKIysYQrCDEiFTUICq-jt3pnfmFt2gEdH8LJAtEoj9P-Vj_QxzTZ3uaT-/s1600/Husnul+Kh.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 119px; height: 150px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQulCX0XpWTNwx_2YG_RvwyjnCrS5-5MKfFjTEK4iPQxzLqjaIh8ju2sxq3N5bY4Yc7dREQ5D6deBeACmnasSbKIysYQrCDEiFTUICq-jt3pnfmFt2gEdH8LJAtEoj9P-Vj_QxzTZ3uaT-/s200/Husnul+Kh.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5534228209031885714" border="0" /></a><br /><br /><div style="text-align: justify;">Lahir di Guntung Payung, Banjarbaru Kalsel, 7 Nopember 1978<br />Menyenangi sastra sejak di SMP, banyak puisinya belum sempat dipublikasikan di media cetak cuma di situs www.zaharani.multiply.com Disampimg membaca puisi juga senang di seni tari dan teater. Bergabung di Kelompok Studi Sastra Banjarbaru yang dipimpin Arsyad Indradi.<br />Pekerjaan sehari-hari berwiraswasta. Tinggal di Banjarbaru jalan A.Yani KM. 29.400 No. 10 Guntung Payung, Landasan Ulin, Kota Banjarbaru.<br />Telp : 0813 511 26900 / 0511- 712 6900<br /></div><br /><span style="font-weight: bold;">Suatu Malam</span><br /><br />Tertanda dalam semalam<br />Satu noktah jingga dalam kegelapan<br />Bersungut mengisi muram<br />Malam yang suram<br />Kuyu, lesu, memelas syahdu<br />Melolong mengulas pilu<br />Semua menjadi abu<br />Malam yang kelabu<br />Semua kehilangan-nya<br />Kehilangan semuanya<br />Api membakar semuanya<br />Jiwa dan hartanya<br />Malam suram, malam kelabu<br />Satu noktah jingga menderu<br />Menelan segala kelu<br />Jiwa-jiwa yang terpaku<br />Yang hilang dan kehilangan<br />Dalam peristiwa kubaran api<br />Energi abadi yang diidam-idamkan<br />Mungkinkah hanya impian<br /><br />Banjarbaru, Tanah Banyuku<br />06 Agustus 2008Arsyad Indradihttp://www.blogger.com/profile/02268094638915127738noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6202537722153878924.post-12320297682184888282010-09-13T11:10:00.000-07:002011-03-06T19:12:36.090-08:00HAMBERAN SYAHBANA<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNdmOB-r7PpWu7rxx8uzatKdRshIBAiPZxv7TXiLSFIGSRJHk7aHyZyWEIYcdHd50pQZkl9gobXIXQzbZOimzl97jzY71dw_1v9nCJrPMquNWhOr9WZY7MKG514xlys8X95EPyibmh8MBD/s1600/Foto+Hambran+Syahbana.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 200px; height: 190px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNdmOB-r7PpWu7rxx8uzatKdRshIBAiPZxv7TXiLSFIGSRJHk7aHyZyWEIYcdHd50pQZkl9gobXIXQzbZOimzl97jzY71dw_1v9nCJrPMquNWhOr9WZY7MKG514xlys8X95EPyibmh8MBD/s200/Foto+Hambran+Syahbana.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5527589561603214738" border="0" /></a><br /><br /><br /><div style="text-align: justify;">Lahir di Banjarmasin , 14 – 07 – 1948 Pensiunan PNS / Pensinan Guru SMPN 12 B.masin. Puisi, cerpen dan esseinya terbit di media cetak antara lain : Harian Dinamika Banjarmasin, Radar Banjarmasin dan Banjarmasin Post. Tahun 70an aktif sebagai anggota dan pengurus Sanggar Pelajar Kerikil Tajam Banjarmasin, Sanggar Budaya Kalsel.Tahun 1978 aktif sebagai pengurus Dewan kesenian Kalimantan Selatan dan aktif sebagai Komisaris Bidang Sastra Badan Koordinasi Kesenian Nasional Indonesia (BKKNI) Kalsel.Tahun1980 aktif sebagai komisaris Bidang Sastra BKKNI Kab.HSS<br />Karya Puisi dimuat dalam Antologi Puisi Panorama 19 Penyair Banjarmasin, DKD Kalsel 1974 dan Antologi Puisi Bukit Batu Mandi Angin Permai, Sanggar Kerikil Tajam Banjarmasin 1975.<br />Sekarang berdomisili di Jl.Rawasari Ujung Komp. Dalem Sakti no.14 RT 69 RW 12 Kelurahan Pelambuan Banjarmasin Barat. Banjarmasin 70118 Email : Hamberansyahbana@yahoo.com<br />Puisinya antara lain :<br /></div><br />SEJUJURNYA KUINGIN<br /><br />Sejujurnya selalu kuingin selamanya bersamamu guruku yang<br />selalu tegar tak gentar terbakar yang<br />tak takut ditelan badai digempur guntur menggelegar<br />tak takut ditelan zaman yang buas ganas beringas<br />meski terlindas di tengah panas<br />kau tetap guruku yang<br />tak pernah bosan memomong<br />tak pernah henti memberi<br />tak pernah diam menyiram<br /><br />Sejujurnya kuingin selalu mengingatmu guruku yang<br />selalu tersenyum bahagia ketika<br />muridmu yang nakal ini<br />mulai dapat menerima untaian mutiaramu<br />mulai dapat menerima siraman ilmumu<br />mulai dapat menerima keramahanmu<br />mulai dapat melaksanakan anjuranmu<br />mulai dapat menerima semuanya darimu<br /><br />Sejujurnya kuingin selalu mengingatmu guruku yang<br />selalu manggut-manggut tersenyum tegas berwibawa<br />saat mendengar muridmu ini<br />mulai<br />berani berkata tidak dalam kumpulan kerbau dungu<br />berani menentang arus di arung gunung<br />berani bersuara lantang di tengah ansambel yang palas<br />berani menari di sendratari yang keras<br /><br />Sejujurnya kuingin selamanya pertemuan ini<br />takkan ada akhirnya dan kuingin selalu perpisahan ini<br />tak akan pernah terjadi<br />semoga baktimu berganjar berganda-ganda<br />Amin.<br /><br />Banjarmasin, 2008<br /><br /><br />AKU MASIH PUNYA HARGA DIRI<br />Buat yang tak lagi loyal<br /><br />Aku masih punya harga diri meski digoncang<br />gempa puting beliung dan banjir bandang<br />garang menerjang<br />tidak seperti kamu tak punya malu<br />pura-pura gagu bagai lembu<br />pura-pura tak pernah ragu seteguh batu<br />berani mengharu biru nyatanya hanya benalu<br />menumpang makan di ranting di cabang di batang<br />bahkan diam-diam memotong dari belakang<br /><br />Aku masih setia<br />tidak seperti kamu yang duduk satu meja<br />makan dan minum darah saudara seinang<br />yang tak pernah kenyang<br />pura-pura sejiwa sehati<br />padahal hanya pelabuhan pura-pura menanti<br />kapal yang tak pernah mau berlabuh di sini<br /><br />Aku masih punya harga diri tidak seperti kamu<br />masih punya nyali tapi tak punya malu<br /><br />Banjarmasin, 2008<br /><br /><br />AKU RINDU AKU INGIN<br /><br />Aku rindu subur tanahku subur sawahku subur ladangku<br />aku rindu rindang pohonku rindang hutanku pesona gunungku<br />pesona sungaiku gelora debur lautku<br />aku ingin kau tak pernah porak-poranda tak pernah jungkir balik<br />tak pernah terbakar tak pernah bernanah<br />aku ingin anak cucuku tak pernah silau sinar kemilau emas intan<br />dan mutiaramu<br /><br />Banjarmasin 2008<br /><br /><br />KOPI PAGI<br />Buat Zh<br /><br />Kopi pagi buatanmu hangat menyengat membuatku<br />malu meminumnya mengingat kamu<br />pernah mendarat di landasan jantungku<br />menusuk hatiku membuatku malu<br />bergulingan di permadanimu<br /><br />Kopi pagimu hangat di naluriku<br />tapi aku sungguh malu malu<br />meminumnya mengingat bawa aku<br />pernah menari di semakmu<br />pernah berenang di telagamu<br />pernah berburu di hutanmu<br />pernah berlabuh di hatimu<br />akh<br />aku malu berbaring di hangat kopimu<br /><br />Banjarmasin, 2008<br /><br /><br />KUJELANG KAU<br /><br />Kujelang kau<br />di dasar laut di kilau mutiaramu<br />di permukaan deru ombak rambutmu<br />di senandung rindu di hilir sungaiku<br /><br />kujelang kau<br />di lereng gunung<br />di terjal tebing<br />di langit biru di arakan mega<br /><br />Banjarmasin 2008<br /><br /><br />MATAHARIKU MENCARIMU<br /><br />Hai rembulan<br />tahukah kau matahariku resah mencarimu tertatih-tatih?<br />menyisir senja ke senja menerjang samudera ke<br />samudera membantai badai dari pantai ke<br />pantai<br /><br />Hai rembulan<br />tahukah kau bahwa matahariku resah memaksaku ikut<br />mencarimu ke mana-mana<br />sambil menimang bayang<br />di awang-awang sambil melayang terbang bagai elang<br />meninggalkan sarang<br /><br />Banjarmasin, 2008Arsyad Indradihttp://www.blogger.com/profile/02268094638915127738noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6202537722153878924.post-57999925346271465732008-06-26T04:53:00.000-07:002011-03-06T19:35:00.801-08:00A.Kusairi ( Kabupaten Tapin – Rantau )<div style="text-align: justify;">Lahir di Rantau pada tanggal 11 Januari 1959. Puisi – puisinya dipublikasikan di media cetak antara lain : Acara Untaian Mutiara RRI Banjarmasin, Banjarmasin Post, Media Masyarakat, Dinamika Berita dan Radar Banjarmasin. Di samping menulis puisi, juga esai dimuat di majaolah Topik dan Panji Masyarakat Jakarta. Antologi puisi bersama antara lain : Antologi Penyair Delapan Kota, Banjarmasin ( 1982 ). Festival puisi se Kalimantan ( 1992 ), Wasi, kumpulan puisi Penyair Taman Budaya se Indonesia, Tamu Malam ( 1992 ), Jejak Sunyi Tsunami ( B.Bahasa Medan 2995), Ronce Bunga – Bunga Mekar ( 2007 ).Pernah Juara I lomba menulis puisi “ Pekan Apresiasi Sastra “ yang diadakan Sanggar Marta Intan Banjarbaru ( 1981 ), juara III lomba penulisan puisi Peringatan Hari Jadi Kota Banjarmasin ke-455 ( 1981 ). Sepuluh besar Penulisan Puisi Bahasa Banjar se Kalimantan Selatan ( 1983 ), juara II Lomba menulis puisi Pekan Maulid Nabi Muhammad SAW di Banjarmasin ( 1983 ). Juara I Lomba menulis puisi memperingati wafatnya Chairil Anwar se Kaliman Selatan ( 1984 ). Sehari – hari sebagai Penilik Kebudayaan Disdik Kabupaten Tapin . Bertempat tinggal di Jl.Bupati H.Said Alwi Desa Perintis Raya RT III RW II No.69 Rantau 71152. Telp.0511732416 Phone : 081348588149.<br />Puisinya :<br /></div><br />PENGANTAR<br /><br />ketika akan kutulis sebuah puisi<br />sejak senja ke larut malam tiba<br />perlahan sekali kita kuakkan setiap jendela waktu<br />untuk menyingkap tirai – tirai memutih<br />kemudian memandang jauh ke luar sana<br />menyaksikan pergantian musim<br />yang makin menua<br />dan berguguran<br />di antara jejak – jejak yang lelah<br />dari kejauhan<br />kita saling menatap bayang – bayang samar<br />yang senantiasa memperlambat langkah<br />sementara rindu pun beralun<br />bagai kepingan – kepingan mimpi<br />yang selalu kupunguti<br />dari rahim waktu<br />untuk merangkai sebuah cerita ringan<br />pelarut waktu yang senja<br />sebelum anak – anak beranjak tidur<br />baringkanlah sejenak lelah di sini<br />di kamar pertemuan yang berbunga ilusi<br />di mana harkat kemanusiaanku membenihkan puisi<br />yang bmenghentak – hentak gejolak sanubari<br />ah<br />tiba – tiba aku di sini<br />dalam kesendirian abadi<br /><br />banjarmasin, desember 1981<br />(buat teman dekatku : J.Rasyidah )<br /><br />ARJUNA MENCARI KEKASIHNYA SUMBADRA<br /><br />Konon, Arjuna menetas pada rahim<br />wanita mandul, dan lahirlah ia<br />di tengah kebisikan alam<br />Arjuna terheran – heran<br />menyaksikan alam yang semakin sibuk<br />dengan wajah – wajah asing<br />Dari berjuta wajah manusia<br />yang tidak lagi memakai wajahnya sendiri<br />mereka seperti topeng – topeng<br />Kaku dan tak bersahabat<br />Arjuna semakin bingung, tak pernah<br />ia pahami<br />Kenapa ia mesti lahir kembali<br />di antara jutaan manusia<br />yang tak pernah ia kenal<br />Dia merasa sendiri dan terasing<br />dia pun tak mengenal wajah bundanya<br />sebab ia tak tahu siapa yang melahirkannya<br />Arjuna termenung<br />ingat akan kekasihnya, Sumbadra<br />Kerinduan pun menusuk jantungnya<br />Arjuna mencari Sumbadra, kekasihnya<br />ia kembara ke alam lain<br />pada setiap jiwa lelaki perkasa<br />yang rindu pada kekasihnya<br />“Sumbadra, kau semakin jauh,” gumamnya<br />ia tak tahu di mana sang kekasih berada<br />Tapi ia yakin, Sumbadra tak lagi<br />di kayangan. Ia berada di surga<br />“Ah, kita semakin semakin jauh ...,” gumamnya lirih<br />Begitu lirihnya, para dewa pun tak sempat mendengar<br />Dengan kesal ia tarik busur panahnya<br />“Kuhancurkan segala kedukaan,” pekiknya<br />tapi ia tak mampu melakukannya<br />Arjuna telah kehilangan anak panahnya<br />Sejak hari pertama<br /><br />Februari,1990Arsyad Indradihttp://www.blogger.com/profile/02268094638915127738noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6202537722153878924.post-27926116946364828552008-05-28T05:16:00.000-07:002011-03-06T19:29:05.665-08:00Abdul Karim Amar<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhmx5liW606I00XCMtI2IBAEuwxB7R140eC9s0xGRTeAiBacX5s6OEYZ608NZOAOc5oJ_NC_q26Dnb1tA5cUsNdRC8n47gsscNkqvXJtMlTU8uan2WOihc1R-1RJIbsfslGPsv8zB6jrVeT/s1600/tn.jpg"><img style="float: left; margin: 0pt 10px 10px 0pt; cursor: pointer; width: 119px; height: 150px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhmx5liW606I00XCMtI2IBAEuwxB7R140eC9s0xGRTeAiBacX5s6OEYZ608NZOAOc5oJ_NC_q26Dnb1tA5cUsNdRC8n47gsscNkqvXJtMlTU8uan2WOihc1R-1RJIbsfslGPsv8zB6jrVeT/s200/tn.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5581174842693211922" border="0" /></a><br /><div style="text-align: justify;">Abdul Hamid adalah nama sebenarnya tetapi dalam tulis menulis dikenal Abdul Karim Amar, lahir di Kertak Hanyar, 10 November 1950. Di peta kesastraan Kalsel termasuk angkatan 70-an. Pada tahun 1977 -1980 bertugas sebagai tenaga Honorer di Studi Pemda Kotabaru. Sejak tahun 1983 sampai sekarang sebagai staf Puskesmas Kecamatan Kertak Hanyar. Aktif sebagai penasehat Persatuan Sahabat Pena Indonesia (PSPI) “Renasa”. Pendiri dan wakil ketua Sanggar Seni “ Ismanye” Kertak Hanyar priode 1974 – 1977. Tahun 1974 pernah juara III lomba mengarang prosa se Kalsel dan Juara I menulis puisi se Kabupaten Kotabaru tahun 1978. Puisi-puisinya dimuat di beberapa media massa, antara lain : SKH Banjarmasin Post, SKH Upaya, SKH Bandarmasih, Buletin NU Kodya Banjarmasin dan antologi puisi penyair Kalimantan Selatan “Tamu Malam” , 1992 .<br /></div><br /><span style="font-size:130%;"><span style="font-weight: bold;">Kuserahkan Diriku Ini Kepada-Mu, Tuhanku</span></span><br /><br />Tuhanku, dalam hening di malam sepi<br />kuceritakan akan kesenyapan hidupku ini<br />dalam pengembaraan di alam tak berujut<br />aku sering bermimpi menuju tiada arah<br />mencari selaput kasih di bumi beku<br />Tuhanku,<br />adakah lagi datang buatku cinta yang perkasa<br />di malam seribu bulan<br />atau terbang tak kembali<br />Tuhanku,<br />berkat kasih-Mu kembali aku mengerti<br />bahwa hakikat dunia ini hanya sementara waktu<br />hidup, cinta, dan kemudian mati<br />lalu masih pantaskah gerimis mataku sepanjang hari<br />serta merenungi langit ungu<br />Tuhanku,<br />betapa pun hampir putus asa dan diburu kematian<br />tiba-tiba aku sadar<br />bahwa Engkau dengan kasih melunakkan<br />jeraji-jeraji dukana diselaput nyawaku yang usang<br />akhirnya aku tersungkur gemetar<br />sedang di cakrawala bintang telah pergi<br />melewatkan malam kian menyepi<br />dan aku tanpa waham syak ragu lagi<br /><br /><br />Kertak Hanyar, 5 Mei 2008)<br /><br /><br /><span style="font-size:130%;"><span style="font-weight: bold;">Nyanyi Sunyi</span></span><br /><br />wahai sukmaku yang sunyi<br />sendiri di antara ramai<br />deras deru tangismu menanti<br />biduk tak kunjung sampai<br />ah,<br />gairah cintaku yang sezarrah ini<br />belum jua tertambatkan<br />Tuhan<br />kicau murai apakah yang masih berlagu<br />kalau sukma ini sudah terkulai layu<br />atau engkau telah berlalu<br />deru datangkan dingin<br />aku sedang terbaring bisu<br />tiada kuasa untuk menjalin<br /><br />(Kertak Hanyar, 5 Mei 2008)Arsyad Indradihttp://www.blogger.com/profile/02268094638915127738noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6202537722153878924.post-62463581514510496632008-04-28T03:56:00.000-07:002010-09-13T11:43:11.437-07:00M.S.Sailillah<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhx8UjotSofuGkmJnT0PM43YP1-nOYy3Zm9j77tF39bSBQVmusXML5tZsuTUjs7YQaXkQXUj7Chyphenhyphen8gD1WQ2muAq3biUcvZfEaUVjSBvKJySe-E9Hmf5eUMYfbv4PDGBOuNDy9mfY4yIcVuW/s1600-h/foto+ms+sailillah.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhx8UjotSofuGkmJnT0PM43YP1-nOYy3Zm9j77tF39bSBQVmusXML5tZsuTUjs7YQaXkQXUj7Chyphenhyphen8gD1WQ2muAq3biUcvZfEaUVjSBvKJySe-E9Hmf5eUMYfbv4PDGBOuNDy9mfY4yIcVuW/s200/foto+ms+sailillah.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5194252947463236562" border="0" /></a><br /><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span lang="EN-US" style="font-family:Arial;">Lahir di Pelaihari,19 Juni 1953. Menyelesaikan S 1 Jurusan Jurnalistik dan S 2 Universitas Doktor Sutomo Surabaya. Dalam kiprahnya di dunia kesenian pernah mendapat penghargaan dari Gubernur Kalsel bidang teater (1998).<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span lang="EN-US" style="font-family:Arial;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span lang="EN-US" style="font-family:Arial;">Beberapa<span style=""> </span>antologi bersana antara lain : antologi puisi<span style=""> </span></span><span lang="EN-US" style="font-family:Arial;">BUNGA API.<span style=""> </span>19 AGUSTUS 94,<span style=""> </span>JENDELA TANAH AIR 1995,<span style=""> </span>PETA PENYAIR KALSEL, TITIAN</span><span lang="EN-US">,<span style=""> </span></span><span lang="EN-US" style="font-family:Arial;">PUISI RELIGI BULAN RAMADHAN,</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US" style="font-family:Arial;">UNTAIAN MUTIARA</span><span lang="EN-US"> 88<span style=""> </span></span><span lang="EN-US" style="font-family:Arial;">dll. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span lang="EN-US" style="font-family:Arial;">Selain itu juga beberapa kali <span style=""> </span>menghadiri undangan<span style=""> </span>Temu Sastra antara<span style=""> </span>lain<span style=""> </span>di Solo dan Temu Sastra<span style=""> </span>Kepulauan II di Makassar.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span lang="EN-US" style="font-family:Arial;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span lang="EN-US" style="font-family:Arial;">Dalam <span style=""> </span>kesehariannya membina anak anak murid TK Al Qur’an<span style=""> </span>dengan durasi waktu<span style=""> </span>sekali seminggu yaitu latihan teater,<span style=""> </span>pidato dan<span style=""> </span>baca puisi . Usahanya<span style=""> </span>ini nampaknya<span style=""> </span>tidak sia sia terbukti anak anak asuhannya berhasil menjadi yang<span style=""> </span>terbaik<span style=""> </span>di tingkat Nasional<span style=""> </span>yaitu di Surabaya tahun 2000 di Jakarta 2003 dan di Yogyakarta tahun 2005<span style=""> </span>pada bidang drama anak anak,<span style=""> </span>puitisasi Al Quran,<span style=""> </span>ikrar santri dan pidato pada Festival Anak Saleh. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span lang="EN-US" style="font-family:Arial;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span lang="EN-US" style="font-family:Arial;">Dalam komunitas terater Sailillah juga<span style=""> </span>beberapa kali<span style=""> </span>mengikuti temu teater tingkat<span style=""> </span>Nasional dan Regional baik sebagai<span style=""> </span>pemain,<span style=""> </span>awak pentas maupun<span style=""> </span>sutradara <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span lang="EN-US" style="font-family:Arial;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span lang="EN-US" style="font-family:Arial;">Beberapa buah<span style=""> </span>puisinya ciptaanya<span style=""> </span>juga<span style=""> </span>telah dijadikan lirik lagu oleh pencipta lagu Kalimantan Selatan<span style=""> </span>diantaranya<span style=""> </span>Sisigan Sungai, Doa untuk bunda , Maayun anak,<span style=""> </span>Sound Track<span style=""> </span>Sinetron Dokter Hayati dll<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span lang="EN-US" style="font-family:Arial;">Penyiar<span style=""> </span>dan host<span style=""> </span>pada Radio Pemerintah Daerah Propinsi Kalimantan Selatan <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span lang="EN-US" style="font-family:Arial;">dan Kepala Sub Dinas Pemasaran Seni dan Budaya<span style=""> </span>pada Dinas Pariwisata Seni dan Budaya <st1:city st="on">Kota</st1:city> <st1:place st="on"><st1:city st="on">Banjarmasin</st1:city></st1:place>. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span lang="EN-US" style="font-family:Arial;">Didalam beberapa organisai kesenian antara lain sebagai<span style=""> </span>Koordinator Bidang Teater dan Film<span style=""> </span>Dewan Kesenian Kalsel,<span style=""> </span>Pengurus PARFI<span style=""> </span>Cabang Kalimantan Selatan, Sekretaris Himpunan Sastrawan Indonesia (HIMSI)<span style=""> </span>Kal Sel<span style=""> </span>dan<span style=""> </span>sebagai Ketua Kelompok<span style=""> </span>Study<span style=""> </span>Seni Sanggar Budaya Kal Sel. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span lang="EN-US" style="font-family:Arial;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span lang="EN-US" style="font-family:Arial;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span lang="EN-US" style="font-family:Arial;"><o:p> </o:p></span></p> <h1 style="margin-left: 0cm;"><span lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></h1><br /><p class="MsoNormal"><span lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: left;"><span lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></p>Puisinya antara lain :<br /><br />476 Banjarmasin Dalam Tatapan Penyair<br />kepada bapak h. sofyan arpan<br /><br />puisi ini ah. apakah hanya desau dedaunan ditiup angin yang mengerti<br />puisi ini mata pisauku yang meruncing kota ini dengan mawar<br />sebab aku ingin melancipkannya seiring air hujan musim kemarau`<br />yang mengendapkan tetesan embun<br />itulah sebabnya mawar yang tumbuh di taman berwarna merah muda<br />dan selalu bermekaran<br />kupikir kita tinggal di bawah satu atap hanya anjung yang berbeda<br />aku mengenalmu, kuduga kau tidak<br />tapi ternyata kau mengenalku lebih dari yang ku duga<br />pagi itu kau tak menegur, melirikpun tidak<br />aku jadi sedih. Tapi akhirnya aku sadar kau punya seribu hati, seribu mata<br />ketika lonceng berdentang tiga kali<br />persis ketika kau menjenguk garba pasar yang kusut kemelut, lidah api menjulur<br />menganga di mulut naga<br />kau suruh aku menyimak geraknya yang membelit dan berenang di sungai martapura<br />sinar matanya menyilaukan sang pengembara<br />ketika aku menatap suatu pagi kota ini, kota tua kata anakku<br />tapi tak empat aku berfikir kota ini terbang bagai rajawali<br />memekik dan mengelilingi cakrawala<br />(dengan berseloroh anakku bilang : “papa tahu, rajawali itu yang berubah menjadi<br />pesawat boing yang meluluh lantakkan wtc dan pentagon 11 september di new york city”<br />“hus jangan lancang, kau akan ditangkap satpol pp“, ancamku<br />dia diam, bahkan sampai hari ini dia tidak mau lagi bicara)<br />aku sempat berfikir, ah masa tapi dengan tersenyum bijak kau berkata “<br />“ tentu saja bisa, sebab kota ini dibangun dengan nawaitu dan tawaqal alallah<br />ada pula nuansa yang berbuah visi, dan missipun erbungas<br />jadilah dia seribu sungai, seribu daya pikat, seribu rembulan dan seribu matahari<br />yang menyiram kota ini<br />(aku tersenyum, tapi senyum bangga sailillah sang penyair, sungguh)<br />dan, kau tahu walikotaku senyum itu berkata ” bapak haji sofyan arpan, selamat”<br />di tanganmu kota ini tak pernah henti mengalir<br />tak pernah henti menjulangkan sinar<br />karena kaulah mercu cahaya itu<br /><br />September 2002<br /><br /><br />BURUNG KEMERDEKAAN<br /><br />Dua ekor burung kertas<br />sepasang warna merah dan putih<br />dari persegi empat dilipat susah payah oleh seorang bocah<br />ketika ditolakkannya ke udara terbang rendah memburu mimpi<br />sia sia kepak sayapnya kalau<br />akhirnya membentur matahari<br />patah sayap dan kakinya<br />Sepasang burung kertas merah dan putih<br />dilipat dalam mimpi seorang bocah<br />ketika hinggap di pucuk cemara<br />tiba tiba air matanya beruraian<br />meratapi warna yang hilang entah ke mana<br />tidak juga berkibaran di pucuk tiang bendera<br />sementara wajah si bocah pucat pasi<br />sebab ia merasa bersalah telah menyimpan zat pewarna<br />di saku celananya<br />Lalu cepat cepat dilipatnya kertas yang berwarna merah<br />membentuk dua kemungkinan, entah burung atau kapal api<br />lalu dilarutkan ke sungai darah mencari jiwa yang tertinggal<br />dilipatya pula kertas yang berwarna putih<br />membentuk istana putih di suatu negeri bawah sadasr<br />Sesaat sepi lalu merenung<br />akankah merah berwarna merah lagi dan putih berwarna putih pula<br />bila semua enggan berbagi diri<br />Tiba tiba kebekuan menyeretnya ke ruang waktu yang begitu asing<br />karena gelap ia terjerembab, lututnya berdarah terbentur batu cadas<br />darah menggenang dan seketika menjelma menjadi telaga<br />yang menenggelamkan seisinya<br />Orang orang tidak bisa bersuara hanya dia seorang, bocah tadi<br />“inilah firdausi yang terlahir ke dunia” katanya<br />orang orang kembai membisu, tapi semua mafhum<br />kalau itu fantasi duniawi<br />sebab memetik kata dari daun sama dengan dzikir khusu kepadaNya<br /><br />Banjarmasin, 1995<br /><br /><br />SURAT BUAT KEKASIH<br /><br />kekasih, hatiku adalah gurun dalam pasirmu<br />debu dalam badaimu angin dalam topanmu<br />seberkas sinar dalam gulitamu<br />saat bulan tersipu, masikah ada sinar yang membekas<br />di hatimu<br />kekasih, hatiku adalah pualam<br />dan aku ingin merautnya dalam senyummu<br />lalu kita labuhkan di laut lepas yang ganas<br />seperti sepasang merpati putih yang terbang membelah<br />cakrawala tiap ketika melagukan tembang kasmaran<br />berlayar mencari pantai akanan<br />kekasih, aku tulis surat ini dalam ruang dan waktu semu<br />angin dingin mendirus dalam ah……hatiku<br />mengawang mengukir cintamu<br />adakah ini negeri kita yang dialiri sungai perak ke muara<br />kekasih, hatiku menggelombang dalam lautmu<br />namun dahagaku tak kan pupus sebelum perjalanan ini<br />menyentuh pintumu<br /><br /><br />NYALA DAN KITA<br /><br />Rumah bathin kita rumah kita adalah sepi kita<br />Sarang di mana keluh dan peluh berlabuh<br />Seperti nasib antara jatuh dan sikukuh<br />Ke mana sang bathin pulang bila ruang<br />Adalah sarang ketidak percayaan dan bimbang<br />Hari ini mentari senyum sumringah<br />Tujuh lima belas kita berangkat dengan nyala di dada<br />Membakar bumi , membakar nasib<br />Semestinya ada yang harus direnung<br />Sebab kita adalah suara<br />Tapi mampukah kita mengusik kesadaran dari tidur panjang<br />Nyala adalah kita<br />Membakar bumi berjalan menembus bumi kjita<br />Dalam kamar dan udara terbuka<br />Kita katakan bangun dan rentangkan tangan lebar lebar<br />Menyambut cahaya di ufuk timur<br />Sementara nyala dan kita<br />Membathin tak kunjung padan<br /><br />Banjarmasin Deppen Kodya 94<br /><br /><br />KOTAKU, CINTAKU<br /><br />Dengan apakah mesti kukatakan<br />Menatap wajahmu dalam pedih<br />Meniti nadimu membelah telaga mimpi<br />O, kotaku cintaku yang merambah bunga<br />Dengan tubuh lunglai disibak rinai hujan<br />Kau beringsut meniti kemarau panjang<br />Dalam lengkung tarikan busur kehidupan<br />Anak panahpun lepas dalam ketidak mengertian<br />Tanpa ekspresi kami coba menatap senyum itu<br />Tanpa cinta membuahkan sesuatu yang musykil<br />O, kotaku tercinta yang tergilas beban kerakusan anak adam<br />harapan kian menua<br />Dengan apakah harus kukatakan<br />Melihat lenggangmu yang masih saja mengundang decak cinta<br />kotaku,, cintaku, perawan tua ku yang manis<br />Cinta yang miskin kemesraankah yang membetot betot imajinasiku<br />Di kamar pondokku, diliang lahatku<br />Betapa cantik wajahmu<br />Ketika tersenyum di kaca jendela pada suatu pagi<br />Walau dalam tatap tualang kau gadis yang lugu<br />Kotaku, kubilang kau gemuruh laut didadaku<br />Kau bunga liar di padang perburuan yang menebarkan beribu romaa<br />Aku merasa aneh pagi ini tiba tiba saja aku jadi teringat padamu<br />Tiba tiba aku sangat ingin menatap wajahmu dalam dalam lalu mengecup keningmu<br />O, kiranya kau dalam usia senja<br /><br />Pelaihari, Desember 79Arsyad Indradihttp://www.blogger.com/profile/02268094638915127738noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6202537722153878924.post-23566401992006346952008-01-06T04:31:00.000-08:002008-01-06T04:36:51.933-08:00Amir Husaini Zamzam ( Amuntai – HSU )<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMJkhJmthIZaWe2L7GRQnkqeKknTxE4FAklI0EQDyJuTI3eSAWv0LmDPCPeWZU8Ouc-K5XO92KpG0mSocFN1VoDcR99QakHn8VrOzTufONoY4OaIHce_PhBY3VnbzYsB-sTujkNB4Ras9L/s1600-h/Amir+Husaini+Zamzam.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMJkhJmthIZaWe2L7GRQnkqeKknTxE4FAklI0EQDyJuTI3eSAWv0LmDPCPeWZU8Ouc-K5XO92KpG0mSocFN1VoDcR99QakHn8VrOzTufONoY4OaIHce_PhBY3VnbzYsB-sTujkNB4Ras9L/s200/Amir+Husaini+Zamzam.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5152341249566742754" border="0" /></a><br /><span style="color: rgb(102, 0, 0);">Amir Husaini Zamzam</span> ( <span style="color: rgb(0, 0, 153);">Amuntai – HSU</span> )<br /><div style="text-align: justify;"><br /><br />Lahir di Amuntai, 10 November 1938. Karyanya berupa puisi dan esai sastra dipublikasikan di berbagai media cetak, antara lain di majalah Merdeka dan Pembin a( Jakarta ), SK Manikam, Upaya, Media Masyarakat, Banjarmasin Post, Dinamika Berita dan Buletin Sastra Dermaga ( Palangkaraya ). Beberapa puisinya antara lain terhimpun dalam Antologi Sajak 10 Penyair Hulu Sungai Utara (DKD-HSU,1973). Tahun 2004 menerima Hadiah Seni Bidang Sastra dari Gubernur Kalimantan Selatan.<br /></div><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0); font-weight: bold;font-size:130%;" >2 x 2 = 5 ?</span><br /><br />Di dalam ilmu matematika<br />ilmu hitung dan ilmu kali<br />baik dihitung dengan jari<br />atau dihituing berkali-kali<br />2 x 2 = 4<br /><br />Dalam perhitungan politik<br />penuh misteri terselubung 2 x 2 = ... ?<br />belum tentu empat<br />bebagai rumus tak punya arti<br />sering berubah-ubah<br />penuh teka-teki<br />sering tak masuk akal<br />akal sehat linglung<br />benarkah ?<br />tak usah dijawab<br />silakan berapa yang kau mau<br />Rakyat mafhum<br />semua serba semu dan kelabu<br /><br />Dizaman serba mau dan edan<br />dengan rekayasa dan selingkuh politik<br />asal semua orang bikin janji<br />buat pernyataan kesepakatan<br />umumkan seluruh jagat benua<br />2 x 2 = 5<br /><br />Inikah kemauan sejarah ?<br />mau bilang apa ?<br />harap maklum !<br /><br />1971 ( Dari : Mahligai Junjung Buih, 2007 )Arsyad Indradihttp://www.blogger.com/profile/02268094638915127738noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6202537722153878924.post-20836749885896560942008-01-06T04:26:00.001-08:002008-01-06T04:31:41.103-08:00Fahruraji Asmuni ( Amuntai – HSU )<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://bp2.blogger.com/_dgNcElyhNa0/R4DJoHYEmNI/AAAAAAAAAmg/X3qWx7eVAgY/s1600-h/Fahruraji.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer;" src="http://bp2.blogger.com/_dgNcElyhNa0/R4DJoHYEmNI/AAAAAAAAAmg/X3qWx7eVAgY/s200/Fahruraji.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5152339664723810514" border="0" /></a><br /><span style="color: rgb(51, 51, 0);">Fahruraji Asmuni </span>( <span style="color: rgb(0, 0, 153);">Amuntai – HSU</span> )<br /><br /><br /><div style="text-align: justify;">Lahir di Alabio – HSU, 13 Agustus 1960.Pengajar SMA Negeri 1 Amuntai ini, karya puisi, cerpen ,esai sastra dan artikel kebahasaan pernah dimuat diberbagai media cetak<br />antara lain, Banjarmasin Post, Dinamika Berita, Radar Banjarmasin, tabloid Serambi Ummah, Suara Aisyiyah ( Yogya ),Sahabat Pena ( Bandung), Berita Buana, Simponi, dan Kiblat (Jakarta). Puisi-puisinya sering disiarkan diacara Untaian Mutiara Sekitar Ilmu dan Seni RRI Nusantara III Banjarmasin. Kumpulan Puisi Tunggalnya : Darah Impian (1982), Elite Penyair Kalimantan Selatan 1979-1985 (1988), Antara Bayang-Bayang Harapan dan Kenyataan (1989). Kumpulan puisi bersama antara lain, Bintang-Bintang Kusuma (1994), Seribu Sungai Paris Barantai (2006), dan Ronce Bunga Mekar ( 2007 ).<br /></div><br /><br /><span style="color: rgb(0, 102, 0); font-weight: bold;font-size:130%;" >Jemputan Kepagian</span><br /><br />Jemputan itu datang kepagian<br />Padahal matahari baru dengkuran<br />Padahal embun dan daun masih bermesraan<br />Padahal pekerjaan banyak tak terselesaikan<br />Siapa nyana langkah hanya sependakian<br /><br />Jemputan itu datang kepagian<br />Ada duka menghimpit persendian<br />Bakal apa yang dibawa<br />Kalau belum tersedia<br />Kecuali setumpuk jelaga jiwa<br /><br />Akankah didera siksa berkepanjangan<br /><br />( Dari : Mahligai Junjung Buih, 2007 )Arsyad Indradihttp://www.blogger.com/profile/02268094638915127738noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6202537722153878924.post-74013508907686708112008-01-06T04:23:00.000-08:002008-01-26T06:18:16.492-08:00Rizhanuddin Rangga ( Marabahan – Barito Kuala )<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiB_4iF05EtGTpRmhbcpz5JTK2TanS6Y3tgCPtK4ouGzCN9Itum69HZmRbEGuecdoYc4fYDZNRdIrtUZuC-UXnRGpBqH6KQKIrJNN-r7nkDZKaM7MugCvg8eOPEpAGB_qC2jkQzV_yNImUa/s1600-h/r.rangga.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiB_4iF05EtGTpRmhbcpz5JTK2TanS6Y3tgCPtK4ouGzCN9Itum69HZmRbEGuecdoYc4fYDZNRdIrtUZuC-UXnRGpBqH6KQKIrJNN-r7nkDZKaM7MugCvg8eOPEpAGB_qC2jkQzV_yNImUa/s200/r.rangga.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5159789326506647506" border="0" /></a><br /><span style="color: rgb(0, 51, 0);">Rizhanuddin Rangga </span>(<span style="color: rgb(0, 0, 153);"> Marabahan – Barito Kuala </span>)<br /><br /><div style="text-align: justify;">Lahir di Barito Utara, 10 November 1957. Penyair ini juga penulis naskah drama, naskah sari tilawah, deklamator dan membaca puisi dan pernah juara tingkat Nasional. Ia juga penari dan penata tari, pernah tampil di festival Tari Japin se-Dunia di Johor Bahru, Malaysia. Kumpulan puisi bersama : Ampalas (1974), Penjuru Angin (1978), Riak Riak Barito (1979), Gardu (1979), Nyanyian Rindu Bagi Tanah Kelahiranku (1982), Kuala (1984), Menatap Cermin ( 1988), Tembang Sungai Lirik (1993), BaHALAP (1995), DAN Pelabuhan (1996). Naskah dramanya : Yang Terlupakan (1978), Garis-Garis Pelangi (1980),Garis Putih (1980), Raden Penganten (1981), Ada Fajar Di Bola Matanya ( 1982), Pelangi Di Rembang Petang ( 1984) dan Mencari Fajar (1987 ).<br /></div><br /><span style="color: rgb(102, 0, 204); font-weight: bold;font-size:130%;" >Cermin Rindu</span><br /><br />Pada pertemuan arus<br />adalah engkau tepiannya<br />Marabahanku<br />kota kecil<br />yang tak kecil punya arti<br /><br />Marabahanku, kota kecfilku<br />mengingatmu kian menebalkanj rinduku :<br />beningkah masih,<br />coklat susu air sungaimu ?<br />tempat berenangku dulu<br /> bersampan,<br /> atau mencari ikan<br /><br />masihkah jinggah dan rapun rambai<br />berjajar<br />memagari tepi-tepi sungai<br />hijaukah masih hutan dan padang rumputmu<br />tempat kunikmati merdu kicau burung<br /> indahnya bunga kekayuan<br /> kupu-kupu dan belalang<br />Marabahanku, kota kecilku<br />kudengar engkau tambah cantik tertata apik<br />pedayung perahu naga<br />berjaya diberbagai kota nusantara<br /><br />Marabahanku, kota kecilku<br />rinduku padamu<br />adalah persilangan segala rasa<br />yang membangun sarang berjuta angan<br />yang memperanak berjuta harapan<br /><br />( Dari : Sajak-Sajak Bumi Selidah, 2005)Arsyad Indradihttp://www.blogger.com/profile/02268094638915127738noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6202537722153878924.post-4182777267369632932008-01-06T04:14:00.000-08:002008-01-06T04:40:28.097-08:00Isuur Loeweng S ( Banjarbaru )<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgzfYK_lO0KsrELKKXX56sfwNM08EtXTXCBP4SoobOZlgx5LtNCM9Z_phYKrnAptGAYooT7cPhI8M2qe-c7eM0gFW93PJyZUP8RTxzlWSry8MApddm48KoPdk6176Zf3Mic1wMX4awGZEcS/s1600-h/Isur+baca+puisi.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgzfYK_lO0KsrELKKXX56sfwNM08EtXTXCBP4SoobOZlgx5LtNCM9Z_phYKrnAptGAYooT7cPhI8M2qe-c7eM0gFW93PJyZUP8RTxzlWSry8MApddm48KoPdk6176Zf3Mic1wMX4awGZEcS/s200/Isur+baca+puisi.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5152337384096176322" border="0" /></a><br /><span style="color: rgb(102, 0, 0);">Isuur Loeweng S</span><br /><span style="color: rgb(0, 0, 153);"> ( Banjarbaru )</span><br /><br /><div style="text-align: justify;">Lahir di Yogyakarta, 8 Juni 1980. Berangkat berkesenian sejak 1990 di teater tradisi B2S. Dimasa SLTP pernah ketua Forum Komunikasi Teater SLTP se Kabupaten Bantul. Mahasiswa ISI Yogyakarta jurusan penciptaan Seni Tari. Menulis sajak sejak awal tahun 2005. Kumpulan puisi tunggalnya “ Kumpulan Sajak Buat yang Tercinta “ dan banyak kumpulan puisi bersama antara lain “ Dimensi “,“ Taman Banjarbaru “ Bersama rekan - rekannya mendirikan sebuah buletin “ waTas “ pertengahan tahun 2007, yang memuat warta sastra. Sejak berdomisili di Banjarbaru selalu bergiat pementasan Teater dan menyelenggarakan Lomba Baca Puisi baik tingkat Kota mau pun Provinsi.<br /></div><br /><span style="font-size:130%;"><span style="color: rgb(102, 0, 0);">Aku Berdiri Di Antara Butiran Cinta</span></span><br /><br />aku berdiri di antara butiran cinta<br />yang meluap sampai dinding peraduan<br />aku tak lagi punya tawa<br />seperti gadis pemintal benang emas kerajaan firaun<br />aku hanya mampu menengok ke belakang, lalu<br />melalap genangan waktu yang tak pernah berakhir<br /> dari hadirnya<br /><br />aku berdiri di antara butiran cinta<br />yang meluap sampai dinding peraduan<br />hingga kapal besarku tak mampu,<br />membawaku ke tepi sunyi di bawah atap tuhan<br /><br />aku berdiri di antara butiran cinta<br />yang meluap sampai dinding peraduan<br />lalu,<br />aku hanya mampu mengaum seperti singa lapar<br />tanpa batas waktu pada pusaran angan<br />hingga malampun tak sudi singgah seperti kemarin<br />saat bintang berkedip di cakrawala<br /><br />aku berdiri di antara butiran cinta<br />yang meluap sampai dinding peraduan<br />hingga pohon rindang mulai runtuh<br />tanpa teduh siang hari bersama lumpur<br />dan,<br />kerikil tajam percintaan<br /><br />aku berdiri di antara butiran cinta<br />yang meluap sampai dinding peraduan<br />lalu,<br />tak sanggup rasakan panah-panah meluncur tanpa peduli<br />mengais, mengoyak kain putih di jasadku<br />yang mulai berubah warna<br /><br />kaki langit 190305/130605 ( dari : Dimensi,KSSB,2005 )Arsyad Indradihttp://www.blogger.com/profile/02268094638915127738noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6202537722153878924.post-66041923814616028722007-12-28T22:16:00.000-08:002007-12-28T22:29:48.867-08:00H.Jauhari Effendi ( Tanjung - Tabalong )<div style="text-align: center;"><span style="color: rgb(255, 153, 102); font-weight: bold;">H.Jauhari Effendi </span><br /></div><p style="text-align: center;" class="MsoNormal"><span style=";font-size:28;color:blue;" ><span style="font-size:100%;">( H.Indi )</span><br /><o:p></o:p></span></p><div style="text-align: center;"> </div><div style="text-align: center;"><o:p></o:p><br /></div><p class="MsoBodyText" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><span style=";font-size:26;color:blue;" ><o:p></o:p></span><span style="" lang="DE"><span style=""> </span>Haji Indi , itulah panggilan akrabnya, dari Drs H Jauhari Effendi, MM. </span><span style="" lang="SV">Pria dengan suara yang lantang setiap baca puisi ini adalah kesehariannya sebagai Kepala SMAN 3 Tanjung Tabalong. Dilahirkan di Desa Duyun Kecamatan Haruai tepatnya tanggal<span style=""> </span><span style=""> </span>6 Oktober 1960 hari<span style=""> </span>kamis siang sekitar pukul <span style=""> </span>10.00,<span style=""> </span>memiliki hobby baca dan tulis puisi bahkan cerpen yang kesemuanya terbukukan dalam berbagai antologi, juga ada pada buku Jembatan, Duri-duri Tataba,<span style=""> </span>dan Semata Wayang Semata Sayang, dan buku antologi terakhir yang dibukukan oleh Jejaring satra Pahuluan berjudul Ronce Bunga- Bunga Mekar. <o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><span style="" lang="SV"><span style=""> </span>Kini ia menjadi kepala sekolah SMAN 3 Tanjung dan kini berbagai even seni ia ikuti. Hobbynya sastra dan musik tradisi. Ia memiliki putra tiga orang yang kini duduk di bangku kuliah anak puteri bernama Amelia Harianti yang<span style=""> </span>pertama dan anak kedua puteri pula bernama Arsyimelati di SMAN I Tanjung, yang terakhir putranya bernama Alwildanielmalikurrahman sekolah<span style=""> </span>di<span style=""> </span>SDN<span style=""> </span>Tanjung<span style=""> </span>8.<span style=""> </span>Isterinya Hj. Rakhmawati,SPd. yang setia mendampinginya adalah seorang guru SLTP mengajar di SMPN 2 Tanjung. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV"><span style=""> </span>Dalam kegiatan sehari-hari ia adalah orang yang kreatif. Pak Haji ini aktif di kegiatan pramuka dan kepemudaan. Dalam kumpulan puisi ini ia tidak ketinggalan. </span><span style="line-height: 150%;font-size:26;color:blue;" ><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style=";font-size:26;color:blue;" ><o:p><br /></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:28;"><o:p></o:p></span><span style="font-size:11;"><o:p></o:p><span style="font-size:100%;">WAYANG<i style=""><o:p></o:p></i></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: right;" align="right"><span style="font-size:100%;"><i style=""><br /><o:p></o:p></i></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;">Bergerak dalam gegap gempita sang dalang<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;">Kita perlu membuat rencana <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;">Semakin malam larut dalam nyanyian<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;">Lagu gendang dan rampak berdesir<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;">Gong dan sarun<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;">Menghentak<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;">Menyusup sukma<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;">Lelah menunggu harapan <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;">Langit terus memayungi hari<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;">Kesedihan tak terkira kala hilang keluarga tak berbekas<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;">Tertimbun longsor dan penderitaan<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;">Bencana adalah wayang kehidupan<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;">Karena arah mata angin berubah-rubah<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;">Hiduppun jadi berakhir<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><st1:place st="on">Susah</st1:place></span><span style="font-size:100%;"> dan sengsara<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;">Wayang dan dan dalang <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;">Berharap dalam permainan memabukan<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;">Semua bergerak dan sirna<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;">Tak ingat apa-apa lagi<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><o:p> </o:p></span></p> <span style=";font-size:100%;" ><span style=""> </span>Tanjung, 20 januari 2006</span>Arsyad Indradihttp://www.blogger.com/profile/02268094638915127738noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6202537722153878924.post-63824830191488902142007-12-28T22:08:00.000-08:002011-05-20T22:07:03.201-07:00A.Tajuddin ( Bacco ) - ( Tanjung - Tabalong )<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhi1tPIru1-9H23ldUukEwyK2TBC_aG5cBsos8wt1xLQa-kTZTpZxLsanSoFDdd8Ze05IGmbpBWOyPc7DQRFOiQjBlIOShik5W7vRKYA1hD-tyhX4ryT6Z9Oi-VJf-RgXlzfoup4YCWNFBA/s1600-h/A.Bacco.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhi1tPIru1-9H23ldUukEwyK2TBC_aG5cBsos8wt1xLQa-kTZTpZxLsanSoFDdd8Ze05IGmbpBWOyPc7DQRFOiQjBlIOShik5W7vRKYA1hD-tyhX4ryT6Z9Oi-VJf-RgXlzfoup4YCWNFBA/s200/A.Bacco.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5151236631222851682" border="0" /></a><br /><p class="MsoTitle" style="line-height: 200%; text-align: left;"><br /><span style="font-size:100%;"><span style="color:blue;"></span></span></p><p class="MsoTitle" style="line-height: 200%; text-align: left;"><br /><span style="font-size:100%;"><span style="color:blue;"></span></span></p><p class="MsoTitle" style="line-height: 200%; text-align: center;"><span style="font-size:100%;"><span style="color:blue;"><span style="color: rgb(255, 0, 0);font-size:100%;" >A.Tajuddin ( Bacco ) </span><br /></span></span></p><div style="text-align: left;"><div style="text-align: center;"><span style="color:blue;"></span><span style="color:blue;"><o:p></o:p></span><span style="color: rgb(51, 102, 255);font-size:100%;" >( Tanjung - Tabalong )</span><br /></div><span style="color:blue;"><o:p></o:p></span></div><p class="MsoTitle" style="text-align: justify; line-height: 200%;"><span style="font-weight: normal;" lang="EN-GB"><span style=""> </span>Panggilan kentalnya Bacco, sebenarnya nama aslinya adalah Drs A.Tajuddin,M.Si ia kelahiran Hayup Haruai ,<span style=""> </span>13 Agustus 1958. Banyak hal yang telah ditulisnya mulai dari artikel politik, sosial, karangan ilmiah bahkan sudah empat judul buku ia buat dan diantaranya karya terakhirnya adalah Buku Antologi puisi Silir Pulau Dewata selain yang terdahulu Jembatan, Nawu Raha dan yang terbit sekarang ini bersama para penyair pahuluan berjudul Ronce Bunga-Bunga Mekar. Selain itu ia sekarang menjabat sebagai Kabid Telematika Dinas Perhubungan Kabupaten Tabalong, jga sebagai Pemred Majalah<span style=""> </span>Media Bersinar yang terbitnya sudah 21 Nomor sejak tahun 2002, dengan tiras sejumlah 8000 eksemplar pertahuan, tercatat di LIPI<span style=""> </span>Jakarta dengan ISSN 1693-1343 juga tercatat sebagai anggota PWI Kalsel.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoTitle" style="text-align: justify; line-height: 200%;"><span style="font-weight: normal;" lang="EN-GB"><span style=""> </span></span><span style="font-weight: normal;" lang="SV">Hobbynya, menulis puisi, cerpen, dan kini mempersiapkan novel fiksinya dalam bahasa Banjar berjudul : Kaminting Pidakan, yang dimuat Majalah Media bersinar secara bersambung.<span style=""> </span><o:p></o:p></span></p> <b><span style="" lang="SV"><span style=""> </span>Begitulah manusia yang tiada henti berkarya ini, memiliki motto “ sekali berarti sesudah itu mati”, yang menjadi salah satu bait sajaknya almarhum Khairil Anwar, telah memacu dirinya berpoduksi terus menerus, semuanya untuk mencapai sasaran dan target pekerjaan. Namun mutu tetap diutamakan.</span></b><p style="font-weight: bold;" class="MsoNormal">TARIAN BARONG DAN KERIS</p> <p style="font-weight: bold;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal"><br />Apa yang kudekap erat denganmu</p> <p class="MsoNormal">Kekasih</p> <p class="MsoNormal">Batu bulan atau kebajikan</p> <p class="MsoNormal">Orang<span style=""> </span><st1:place st="on">Bali</st1:place> bilang<span style=""> </span>Rangda sang penjahat</p> <p class="MsoNormal">Orang-orang bule mengikatkan udeng-udeng dikepalanya</p> <p class="MsoNormal">Menara bersama lautan keris menyambar-nyambar</p> <p class="MsoNormal">Menusuk dada tak berdarah</p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal">Menusuk dengan keris </p> <p class="MsoNormal">Ya, keris palsu</p> <p class="MsoNormal">Inilah permaianan dunia</p> <p class="MsoNormal">Sejak lama kutahu</p> <p class="MsoNormal">Dasar sering hanya mengulang-ulang</p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal">Ketika orang datang dan pergi dari dan ke Batu bulan ini</p> <p class="MsoNormal">Nafas kehidupan kembali berputar</p> <p class="MsoNormal">Tarian manispun hadir lagi dari dua orang galuh cantik hitam manis</p> <p class="MsoNormal">Pengobat kecewa</p> <p class="MsoNormal">Untuk apa kecewa</p> <p class="MsoNormal">Ombak lautpun mendera di pantai Sanur</p> <p class="MsoNormal">Akhirnya diam tak bergerak</p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p> </p><p class="MsoNormal"><br /></p><p class="MsoNormal">Batu Bulan, <st1:place st="on">Bali</st1:place>, Kemis, 20 Mei 2005</p>Arsyad Indradihttp://www.blogger.com/profile/02268094638915127738noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6202537722153878924.post-1433084268637445562007-12-28T22:06:00.001-08:002007-12-28T22:08:24.687-08:00<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 200%;"><span style="" lang="SV"><span style=""> </span></span> </p><p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b style=""><span style="font-size: 16pt; color: rgb(255, 153, 0);">KAMILA<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 14pt; color: blue;">(Tanjung – Tabalong )<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 200%;"><span style="" lang="SV"><span style=""> </span>Mila, nama akrab yang sering dipanggil kepada Nyonya muda ini. Kelahiran Tanjung, 7 Juli 1975, memiliki banyak kreasi dalam menulis. Ia menulis puisi sejak menjadi siswi di SMAN 2 Tanjung, karya-karyanya masuk dalam antologi Potret diri dan Jembatan antologi puisi dan cerpen. Sekarang Ibu ini tetapi senang menulis puisinya, tidak bosan-bosannya meski sudah punya anak balita. Alamat rumahnya ada di jalan Tanjung Selatan RT 07 No.112 Kecamatan Murung Pudak Kabupaten Tabalong, kode pos 71571.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 200%;"><span style="" lang="SV"><span style=""> </span>Kerjanya sebagai karyawan Tata Usaha (TU) SMAN 2 Tanjung, bersama rekan-rekannya tidak lupa menulis puisinya. Suaminya Budi Harto selalu mendorongnya untuk berproduksi dalam kehidupannya. Sehingga karya-karyanya<span style=""> </span>dapat dibukukan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 200%;"><span style="" lang="SV"><span style=""> </span></span> </p><p class="MsoNormal">SAJAK –SAJAK HUMA</p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal">Semaikan di ranah kaki bukit</p> <p class="MsoNormal">Hadir dalam aroma bunga</p> <p class="MsoNormal">Kuning keemasan saat tiba</p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal">Mentari menghidupi ladang dan huma</p> <p class="MsoNormal">Setiap tahun menyimpan malai dan kandungan hidup</p> <p class="MsoNormal">Angin menyejukan keringat yang tumbuh menjadi padi</p> <p class="MsoNormal">Cinta yang mengalir dalam nafas</p> <p class="MsoNormal">Tarikan bajak kebajak</p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal">Jika kita menikmati sarapan dipinggiran tegalan</p> <p class="MsoNormal">Kenikmatan ilahiah yang sukar dicari</p> <p class="MsoNormal">Lalu diam </p> <p class="MsoNormal">Dan bersyukur kepadaNya</p> <p class="MsoNormal">Humaku melimpah tahun ini</p> <p class="MsoNormal">Tahun dimana orang mempersoalan harga beras</p> <p class="MsoNormal">Bagaimanapun<span style=""> </span>aku sayang ladang dan humaku</p> <p class="MsoNormal">Hidup mulai berjalan lagi</p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal">Tanjung, 23 Januari 2006</p>Arsyad Indradihttp://www.blogger.com/profile/02268094638915127738noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6202537722153878924.post-51463554915942030822007-12-28T22:02:00.000-08:002007-12-28T22:06:31.094-08:00Siti Juarida ( Tanjung - Tabalong )<p style="text-align: center;" class="MsoNormal"><span style="color: rgb(255, 153, 0);font-size:130%;" >Siti Juarida </span><br /></p><p style="text-align: center;" class="MsoNormal"><span style="color: rgb(51, 51, 255);">( Tanjung - Tabalong )</span><br /></p><p class="MsoNormal"> </p><p class="MsoBodyText" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><span style="" lang="SV"><span style=""> </span>Gadis ini sering dipanggil <i>Ida</i> dalam pergaulannya dimasyarakat. Wanita kelahiran Tanjung Tabalong, 29 Agustus 1974. Anak kedua dari dua bersaudara terlahir dari pasangan <i>Juhri dan<span style=""> </span>Nurpatiah</i>. Ia berasal dari keluarga PNS lingkup Pemerintah Kabupaten Tabalong namun memiliki hobby sastra terutama puisi. Karya-karyanya pernah dimuat di Antologi jembatan para penyair tiga kota, Kandangan, Tabalong dan Kotabaru yang diterbitkan oleh PT Adi Cita Karya Nusa<span style=""> </span>Jogjakarta tahun 2000.<o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><span style="" lang="SV"><span style=""> </span>Kali ini ia menulis karyanya yang sering bernuansa imaginatif dan penuh pesan remaja. Ya, itu karena penyairnya masih lajang, sehingga banyak pengalamannya di dunia remaja. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><br /></p><p class="MsoNormal"><br /></p><p class="MsoNormal">NYANYIAN DAUN</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: right;" align="right"><i style=""><br /><o:p></o:p></i></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: right;" align="right"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal">Hijau ranau menutupi bumi</p> <p class="MsoNormal">Singgah sejenak air dalam genggaman</p> <p class="MsoNormal">Ialah lagu yang berkicau pada burung</p> <p class="MsoNormal">Embun pagi menjamah rerumputan</p> <p class="MsoNormal">Dedaunan saksi kedamaian</p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal">Nyanyian daun adalah nyanyian kesejahteraan</p> <p class="MsoNormal">Ia hijau yang memberikan nikmat</p> <p class="MsoNormal">Dan insanpun terlena dalam buai ranah</p> <p class="MsoNormal">Tempat berasal dan kembali</p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal">Nyanyian daun lagu indah</p> <p class="MsoNormal">Dendang syukur dari manusia</p> <p class="MsoNormal">Pada iman yang teguh tak tergoyahkan</p> <p class="MsoNormal">Terus maju</p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal">Tanjung, 23 Januari 2006</p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p>Arsyad Indradihttp://www.blogger.com/profile/02268094638915127738noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6202537722153878924.post-58871461095465436322007-12-28T21:50:00.000-08:002008-01-03T05:13:31.641-08:00Agna Dinnah Lantria ( Tanjung - Tabalong )<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiza_SMSEOjxYrnGpD7oSoQNcqSe7uEakUFA1jeNsa0sACYbXysv8WV8ZHXeFK_XQhrw9gkw-zj_TedWAXI6O-W5AnjXL5Ha6mYeMBfl_Ei-MSnRNRtOoD_0za7TjURti-PSo0sT8oawMXi/s1600-h/agma.png.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiza_SMSEOjxYrnGpD7oSoQNcqSe7uEakUFA1jeNsa0sACYbXysv8WV8ZHXeFK_XQhrw9gkw-zj_TedWAXI6O-W5AnjXL5Ha6mYeMBfl_Ei-MSnRNRtOoD_0za7TjURti-PSo0sT8oawMXi/s200/agma.png.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5151237533165983858" border="0" /></a><br /><p class="MsoNormal"><br /></p><p class="MsoNormal"> </p><p style="color: rgb(153, 51, 0); text-align: center;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span style="font-size:28;"><span style="font-size:78%;"><span style="font-size:130%;">Agna Dinnah Lantria</span></span></span></span></p><div style="color: rgb(51, 51, 255); text-align: center;"><span style="font-size:100%;">( Tanjung - Tabalong )</span> </div><p class="MsoBodyText" style="line-height: 200%; text-align: center;"><span style="color: rgb(51, 51, 255);font-size:100%;" ><o:p></o:p></span><span style="font-size:100%;"><o:p style="color: rgb(51, 51, 255);"></o:p></span><br /></p><p class="MsoBodyText" style="line-height: 200%;">Agna, itulah panggilan yang sangat akrab bagi mahasiswi Fakultas Kedokteran Hewan UGM SM V ini. Dilahirkan di Kandangan HSS<span style=""> </span>17 Agustus 1985 adalah putri pasangan Drs A.Tajuddin, M.Si dan Maskanah S.Pd. Aktivitas yang menjadi kegemarannya adalah belajar bahasa asing disamping menulis karya puisi dan essay kehewanan. Pada saat tertentu ia mendalami bahasa Jepang dan Inggeris. Cita-citanya ingin meneruskan pendidikan sampai ke luar negeri.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 200%;"><span style=""> </span><span style=""> </span><span style="" lang="SV">Karena itu ia sangat getol dalam menulis.<span style=""> </span>Pada saat di SLTP ia pernah meraih juara dua dan juara tiga berturut-turut pada tahun 1996-1997 dalam lomba penulisan puisi tingkat SLTP se Propinsi Kalimantan Selatan.<span style=""> </span>Berbagai piala telah ia raih dan tentu saja insentifnya, dong<span style=""> </span>agak lumayan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 200%;"><span style="" lang="SV"><span style=""> </span>Mahasiswi ini kini tinggal di Jogjakarta dan bersama keluarganya di Tabalong mencoba meraih bintang-bintang dengan berbagai upaya meningkatkan SDMnya. Meraih prestasi itulah yang menjadi mottonya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal">SLOGAN KEMAJUAN</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: right;" align="right"><i style=""><br /><o:p></o:p></i></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: right;" align="right"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal">Katanya mau maju</p> <p class="MsoNormal">Baleho besar menggambarkan tujuan dan sasarannya</p> <p class="MsoNormal">Jika aku terpilih aku akan memakmurkan negeri ini</p> <p class="MsoNormal">Masyarakat pilihlah daku niscaya kau sejahtera</p> <p class="MsoNormal">Padahal dia tak tahu debu-debu dan angin</p> <p class="MsoNormal">Badai dan kekerasan</p> <p class="MsoNormal">Lagu manusia yang menuhankan kekuasaan</p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal">Slogan kemajuan</p> <p class="MsoNormal">Baleho besar dijejejalkan</p> <p class="MsoNormal">Mulut rakyat miskin semakin kering</p> <p class="MsoNormal">Perutnya telah menjadi dingin dan kaku</p> <p class="MsoNormal">Tak mampu berteriak</p> <p class="MsoNormal">Hanya suara dalam diam</p> <p class="MsoNormal">Tak terungkapkan</p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal">Maka slogan kemajuan tak memberinya harapan</p> <p class="MsoNormal">Ketika perkara sunat-sunatan membangun kekayaan pribadi</p> <p class="MsoNormal">Hangat semakin tak pasti</p> <p class="MsoNormal">Itulah satir kehidupan bumiku</p> <p class="MsoNormal">Moga-moga berakhir</p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal">Belimbing Raya, 21 Januari 2006</p> <p class="MsoNormal"><br /></p>Arsyad Indradihttp://www.blogger.com/profile/02268094638915127738noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6202537722153878924.post-69263404457171341492007-12-25T05:06:00.000-08:002008-01-26T06:15:22.772-08:00Nina Idhiana ( Banjarbaru )<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgKJLaHKNcpUrMVxrDqtxstKERatg9aCqUjemKnXleptgOld1GxG0ef8vVFS2I7yww8-8pDor9UEeq7YoUyEQDoVZ0JCWlJIPwehUzNlhX0HSKCS7QwRsko4wbjBwWS1HgzGrtrN7_KA_S3/s1600-h/nina+id.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgKJLaHKNcpUrMVxrDqtxstKERatg9aCqUjemKnXleptgOld1GxG0ef8vVFS2I7yww8-8pDor9UEeq7YoUyEQDoVZ0JCWlJIPwehUzNlhX0HSKCS7QwRsko4wbjBwWS1HgzGrtrN7_KA_S3/s200/nina+id.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5159788536232665026" border="0" /></a><br /><p style="margin-bottom: 0in;"><span lang="id-ID"><span style="font-size:130%;"><span style="color: rgb(0, 128, 128);"></span></span><span style="color: rgb(0, 0, 255);"><br /></span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;" lang="id-ID"><br /></p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" align="justify" lang="id-ID"> Lahir di Banjarbaru, 6 Agustus 1987. Mahasiswa Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Pertambangan Unlam Banjarbaru. Puisinya sering dipublikasikan di harian Radar Banjarmasin dan dimuat di beberapa antologi bersama penyair Banjarbaru di antaranya : Bulan Ditelan Kutu ( 2004 ), Bumi Menggerutu (2005), Kau Tak Pernah Tahu (2006), Seribu Sungai Paris Barantai ( 2006 ). Cerpennya “ Dari Sebuah Rumah Lanting “ meraih Juara I Kompetisi Cerpen Pelajara dan Mahasiswa se-Kalimantan Selatan 2005. Bergabung di Komunitas Kilang Sastra Batu Karaha dan Kelompok Studi Sastra Banjarbaru ( KSSB ).</p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" align="justify" lang="id-ID"><br /></p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" align="justify" lang="id-ID"><br /></p> <p style="margin-bottom: 0in;" lang="id-ID"><br /></p> <p style="margin-bottom: 0in;" lang="id-ID"><span style="color: rgb(153, 51, 0);"><span style="font-size:130%;"><b>Tanda Tanya</b></span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;" lang="id-ID"><br /></p> <p style="margin-bottom: 0in;" lang="id-ID">lihatlah ke dasar laut !</p> <p style="margin-bottom: 0in;" lang="id-ID">bawalah embun pagi dari hati kita</p> <p style="margin-bottom: 0in;" lang="id-ID">ke dalamannya yang suram</p> <p style="margin-bottom: 0in;" lang="id-ID">lalu hembuskan napas gelisah di karang hitam !</p> <p style="margin-bottom: 0in;" lang="id-ID">apakah jelaganya merona jadi bianglala ?</p> <p style="margin-bottom: 0in;" lang="id-ID">ataukah mencurahkan suatu aura ?</p> <p style="margin-bottom: 0in;" lang="id-ID">atau hanya jadi kepulan kelabu ?</p> <p style="margin-bottom: 0in;" lang="id-ID"><br /></p> <p style="margin-bottom: 0in;" lang="id-ID">mungkin hatiku adalah karang di lautan</p> <p style="margin-bottom: 0in;" lang="id-ID">lalu jiwamulah angin yang coba tepis ombak samudera</p> <p style="margin-bottom: 0in;" lang="id-ID">untuk sekadar memahami arti pertemuan langit dan bumi</p> <p style="margin-bottom: 0in;" lang="id-ID">tapi akulah yang coba berteduh di bayang bulan</p> <p style="margin-bottom: 0in;" lang="id-ID">sembunyi dari hasratmu yang menyilaukan</p> <p style="margin-bottom: 0in;" lang="id-ID"><br /></p> <p style="margin-bottom: 0in;" lang="id-ID"> di sini telah bernisan sebuah makam</p> <p style="margin-bottom: 0in;" lang="id-ID">atas nama kenangan</p> <p style="margin-bottom: 0in;" lang="id-ID">sanggupkah kegelapan malam kau gali ?</p> <p style="margin-bottom: 0in;" lang="id-ID">agar dapat kurasakan getaran ini</p> <p style="margin-bottom: 0in;" lang="id-ID"><br /></p> <p style="margin-bottom: 0in;" lang="id-ID"><br /></p> <p style="margin-bottom: 0in;" lang="id-ID">Banjarbaru, 29 November 2004</p> <p style="margin-bottom: 0in;" lang="id-ID"><br /></p> <p style="margin-bottom: 0in;" lang="id-ID"><br /></p>Arsyad Indradihttp://www.blogger.com/profile/02268094638915127738noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6202537722153878924.post-65111157671326297682007-12-25T05:04:00.000-08:002007-12-25T18:06:17.605-08:00Roeck Syamsuri ( Marabahan )<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDVcjpVjsHgpTxtx8xgBb9vWE_Xy0SBFa4KUlqJwKY_Bm2Ibbq-VgsqhGNIGInM14tCtsS70yciGrrC3EvLbZP-0quUU7asywcq0t0Hml9oit5j_nRMVbTX0dKB7jz6JsJcx_sfP9511iy/s1600-h/Roeck+Syamsuri.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDVcjpVjsHgpTxtx8xgBb9vWE_Xy0SBFa4KUlqJwKY_Bm2Ibbq-VgsqhGNIGInM14tCtsS70yciGrrC3EvLbZP-0quUU7asywcq0t0Hml9oit5j_nRMVbTX0dKB7jz6JsJcx_sfP9511iy/s200/Roeck+Syamsuri.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5148096481848498082" border="0" /></a><br /><p style="margin-bottom: 0in;"><span lang="id-ID"><span style="font-size:130%;"><span style="color: rgb(128, 0, 128);"></span></span><br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;" lang="id-ID"><br /></p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" align="justify"><span lang="id-ID">Lahir di Banjarmasin, 11 Juni 1949. Syamsuri bin Sabri ini populer nama Roeck Syamsuri. Mantan karyawan Deppen ini (1999) terpilih menjadi anggota DPRD ( Periode 1999-2004) Kabupaten Barito Kuala. Disamping menulis puisi, juga menulis naskah drama dan ulasan Budaya, cerpen dan cerita humor. Ia banyak mendapat Piagam dari Kanwil Deppen Kalsel, Bupati Barito Kuala baik sebagai aktor terbaik Teater Pertunjukkan Rakyat, Pembina Seni Tradisional. Tahun 1997 mendapat Penghargaan Seni Bidang Teater dari Gubernur Kalsel. Banyak kumpulan puisinya antara lain : Riak-Riak Barito (1979), Gardu (1998), Rimbun Tulang (1994 ), Puisi-Puisi Mantra jajarat, Dan Kariau (2003), Rumah Anakku ( 2003 ). </span> </p> <p style="margin-bottom: 0in;" lang="id-ID"><br /></p> <p style="margin-bottom: 0in;" lang="id-ID"><br /></p> <p style="margin-bottom: 0in;" lang="id-ID"><span style="color: rgb(128, 128, 0);"><span style="font-size:130%;"><b>Rumah Anakku</b></span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;" lang="id-ID"><br /></p> <p style="margin-bottom: 0in;" lang="id-ID">Aku pernah membaca di koran, bahwa ruang</p> <p style="margin-bottom: 0in;" lang="id-ID">yang sempit, berpengaruh terhadap jiwa anakku</p> <p style="margin-bottom: 0in;" lang="id-ID">maka kami sepakat untuk membuat mahligai</p> <p style="margin-bottom: 0in;" lang="id-ID">dari cahaya bulan dan mengalasinya dengan</p> <p style="margin-bottom: 0in;" lang="id-ID">bait-bait puisi dan lukisan tiga dimensi</p> <p style="margin-bottom: 0in;" lang="id-ID"><br /></p> <p style="margin-bottom: 0in;" lang="id-ID">Di atapnya kutenggerkan antena parabola</p> <p style="margin-bottom: 0in;" lang="id-ID">yang mengarah ke kiblat agar capung dan anai-anai</p> <p style="margin-bottom: 0in;" lang="id-ID">bergemuruh dari layar televisiku, melihat sisa</p> <p style="margin-bottom: 0in;" lang="id-ID">limbah yang menari dijalanan</p> <p style="margin-bottom: 0in;" lang="id-ID"><br /></p> <p style="margin-bottom: 0in;" lang="id-ID">Dan kembang yang ditanam ditepi kolam mengirim</p> <p style="margin-bottom: 0in;" lang="id-ID">bau wangi sampai diberanda dan memabokkan bidadari,</p> <p style="margin-bottom: 0in;" lang="id-ID">sehingga anakku tidak kehilangan mainannya</p> <p style="margin-bottom: 0in;" lang="id-ID"><br /></p> <p style="margin-bottom: 0in;" lang="id-ID">Tapi bukan aku tak mengerti bahasa rumput </p> <p style="margin-bottom: 0in;" lang="id-ID">dan ulat batu, jika tertutup pintu langit anakku</p> <p style="margin-bottom: 0in;" lang="id-ID"><br /></p> <p style="margin-bottom: 0in;" lang="id-ID">Maka ketika gunung yang kureka dari sebatang lilin</p> <p style="margin-bottom: 0in;" lang="id-ID">terbakar dan melelehkan kacamata dan sepatu bututku,</p> <p style="margin-bottom: 0in;" lang="id-ID">kutanya anakku, dimana kita bangun bayangan</p> <p style="margin-bottom: 0in;" lang="id-ID">entahlah, sebab kemarau masih juga hadir disini</p> <p style="margin-bottom: 0in;" lang="id-ID"><br /></p> <p style="margin-bottom: 0in;" lang="id-ID"><br /></p> <p style="margin-bottom: 0in;" lang="id-ID">Marabahan, Medio 1994 ( dari : Rumah Anakku,2003)</p>Arsyad Indradihttp://www.blogger.com/profile/02268094638915127738noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6202537722153878924.post-72596719240476466122007-12-25T05:02:00.000-08:002007-12-25T18:07:36.024-08:00Ibramsyah Amandit ( Marabahan )<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKgeYJVqMtBHPJ_STT3SqbIp4BtSwrc_y3i6u6h8xYf3AsthtlL6WW7ig8hQGBmYK2CSXSAiMs_jHj44n_1Pv9Kp-Gr9ju5caKVPfWLzRrVke4yAXCJM4BrbLtMCKPwPJHsV_nnNLbFGe-/s1600-h/Ibramsyah.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKgeYJVqMtBHPJ_STT3SqbIp4BtSwrc_y3i6u6h8xYf3AsthtlL6WW7ig8hQGBmYK2CSXSAiMs_jHj44n_1Pv9Kp-Gr9ju5caKVPfWLzRrVke4yAXCJM4BrbLtMCKPwPJHsV_nnNLbFGe-/s200/Ibramsyah.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5148097392381564850" border="0" /></a><br /><p style="margin-bottom: 0in;"><span lang="id-ID"><b><span style="font-size:130%;"><span style="color: rgb(255, 102, 0);"></span></span></b><span style="color: rgb(0, 0, 255);"><br /></span></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;" lang="id-ID"><br /></p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" align="justify"><span lang="id-ID">Lahir di Kandangan, 9 Agustus 1943. Ia pernah menjabat Kasi Peningkatan Mutu Taman Budaya Temindung Depdikbud Kaltim (1079 ). Pengalaman berpuisi : 1971 di Yogyakarta mengikuti diskusi dan pembacaan puisi di persada Club dibawah bimbingan Umbu Landu Paranggi. Di insani Club dibawah bimbingan Emha Ainun Najib, di rumah pondokan Blimbingsasri bersama Abdul Hadi WM. Puisinya pernah dimuat di Mercu Suar Yogya ( 1971), Sampe Balikpapan (1978), Banjarmasin Post (1980-an), dan antologi puisi bersama antara lain : Bahalap ( 1995), Pelabuhan (1996), Rumah Sungai ( 1997 ), dan Jembatan Asap (1998 ).</span></p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" align="justify" lang="id-ID"><br /></p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" align="justify" lang="id-ID"><br /></p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" align="justify" lang="id-ID"> <span style="color: rgb(153, 51, 0);"><span style="font-size:130%;">Sajak-Sajak Bumi Selidah Puntik</span></span></p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" align="justify" lang="id-ID"><br /></p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" align="justify" lang="id-ID"> Berbilang tahun jejak hujan</p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" align="justify" lang="id-ID"> Meracun lidah daratan</p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" align="justify" lang="id-ID"> Ragi meragi cuka</p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" align="justify" lang="id-ID"><br /></p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" align="justify" lang="id-ID"> Kabut tanah rawa</p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" align="justify" lang="id-ID"> Kabut kekalkan duka</p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" align="justify" lang="id-ID"> Kalam wajah tungku benua</p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" align="justify" lang="id-ID"><br /></p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" align="justify" lang="id-ID"> Medan kelakai dirumpun galam</p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" align="justify" lang="id-ID"> Dibunuhnya tekat peladang</p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" align="justify" lang="id-ID"> Tapi petarung tangguh ;</p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" align="justify" lang="id-ID"> Oo takkan mati dari dalam !</p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" align="justify" lang="id-ID"><br /></p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" align="justify" lang="id-ID"> Pejuang-pejuang piring nasi</p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" align="justify" lang="id-ID"> Harus memasang 1 liter air mata</p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" align="justify" lang="id-ID"> Bersimbah rintih dan do’a</p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" align="justify" lang="id-ID"> Di Puntik di Puntik</p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" align="justify" lang="id-ID"><br /></p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" align="justify" lang="id-ID"> ( dari : Sajak-Sajak Bumi Selidah,2005)</p>Arsyad Indradihttp://www.blogger.com/profile/02268094638915127738noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6202537722153878924.post-7795757279556825312007-12-25T05:00:00.000-08:002007-12-25T18:08:48.938-08:00Abdurrahman al-Hakim ( ARA ) ( Banjarbaru )<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGtWgAHXWizadoPFUIbiQO6ZgIX6UBw7qSD7Eh_H0Hh9x7GOCtxBVlQKoO10zv5tSWChg0J4C2TooeyMNC1sMwgLx1VAS_Velkk9qWuhH8KtUMWnBIOaHLofse8YfbJup567OkrmK7s_mj/s1600-h/ara.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGtWgAHXWizadoPFUIbiQO6ZgIX6UBw7qSD7Eh_H0Hh9x7GOCtxBVlQKoO10zv5tSWChg0J4C2TooeyMNC1sMwgLx1VAS_Velkk9qWuhH8KtUMWnBIOaHLofse8YfbJup567OkrmK7s_mj/s200/ara.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5148097731683981250" border="0" /></a><br /><br /><p style="margin-bottom: 0in;" lang="id-ID"><br /></p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" align="justify"><span lang="id-ID">Lahir di Sei.Namang, Kab.HSU Kalsel, 1 Agustus 1976. Mahasiswa Fakultas Sosial Ekonomi Pertanian UVAYA Banjarbaru. Alumnus Pondok Pesantren Darussalam Martapura. Penyiar di Nirwana FM dan Masa FM Banjarmasin. Aktif di Front Budaya Godong Kelor Indonesia. Pengajar Mata Pelajaran Senibudaya (Seni Teater) di SMK Negeri 1 Martapura.Puisinya banyak termuat di media cetak lokal antara lain Radar banjarmasin, Banjarmasin Post dan di antologi puisi bersama antara lain Kau Tidak Akan Pernak Tahu ( 2006), dan Seribu Sungai Paris Barantai (2006).Dibimbing Arsyad Indradi, ARA telah menyelesaikan antologi Puisi Tunggalnya kitab kecil Hikayat Shahifah “ ROH “ diterbitkan Kelompok Studi Sastra Banjarbaru (2007) dengan swadana, layout dan cetak sendiri yang diprologi Dimas Arika Mihardja dan epilog Sutardji Calzoum Bachri.</span></p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="justify" lang="id-ID"><br /></p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="justify" lang="id-ID"><br /></p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" lang="id-ID"><span style="color: rgb(128, 0, 128);"><span style="font-size:130%;">Al Hubb</span></span></p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" lang="id-ID"><span style="color: rgb(128, 0, 128);"><span style="font-size:130%;">Rangkulan Kebisuan Rindu</span></span></p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" lang="id-ID"><br /></p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" lang="id-ID">Aku telah kehilangan kata</p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" lang="id-ID">Suara pun senyap</p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" lang="id-ID">Kebisuan</p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" lang="id-ID">Saat aku berada di mahligai-Mu</p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" lang="id-ID">Di depan-Mu</p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" lang="id-ID">Ingin hati ungkapkan beribu-ribu bait makna</p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" lang="id-ID">Rasa yang menggumpal</p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" lang="id-ID">Sesak penuhi setiap mili ruang dada</p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" lang="id-ID">Kaku</p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" lang="id-ID">Entah ke mana pecinta roman</p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" lang="id-ID">Yang selalu bersenandung dikala jauh</p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" lang="id-ID">Jasad yang terdiam</p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" lang="id-ID">Terpana akan keelokan</p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" lang="id-ID">Terpaku pada keindahan</p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" lang="id-ID">Fana dalam keagungan</p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" lang="id-ID"><br /></p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" lang="id-ID">Sukma telah menghilang</p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" lang="id-ID">Terbang diseret badai hakikat</p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" lang="id-ID">Kedekatan tanpa kata</p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" lang="id-ID">Keeratan tiada wujud</p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" lang="id-ID"><br /></p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" lang="id-ID">Nafsu perangi rinduku pada-Mu</p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" lang="id-ID">Dalam medan pertempuran ia selalu tertawan</p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" lang="id-ID">Karena jiwa kuinginkan Kamu</p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" lang="id-ID">Yang terbelenggu oleh titisan al-Hubb-Mu</p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" lang="id-ID">Dalam rangkulan Rahman-Rahim-Mu</p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" lang="id-ID">Hingga</p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" lang="id-ID">Jauh menjadi rindu</p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" lang="id-ID">Dekat memagut bisu</p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" lang="id-ID">Pada-Mu mahbubb ku</p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" lang="id-ID"><br /></p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;"><span lang="id-ID">( Sekumpul, Martapura Kalsel,01.01.03-06:26 ) </span> </p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" lang="id-ID"><br /></p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" lang="id-ID"><br /></p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="justify" lang="id-ID"><br /></p> <p style="margin-bottom: 0in;" lang="id-ID"><br /></p>Arsyad Indradihttp://www.blogger.com/profile/02268094638915127738noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6202537722153878924.post-11859025436967272182007-12-23T16:31:00.000-08:002007-12-23T17:18:45.100-08:00Burhanuddin Soebly ( Kandangan )<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggOGqQ2-lVNaOXKViVenGwTp5WK-zz7_H3JRm9F8UnWhX4qMMqXBaS23f3S7W_606bc_S3vxyg2WEXZIr5DvgybQkHuUU3ZpyHM9i1hRAh5PKlTznrTmxrgEmV8QbzDhntOlVqaxvlYPx-/s1600-h/Burhanuddin+Soebly.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggOGqQ2-lVNaOXKViVenGwTp5WK-zz7_H3JRm9F8UnWhX4qMMqXBaS23f3S7W_606bc_S3vxyg2WEXZIr5DvgybQkHuUU3ZpyHM9i1hRAh5PKlTznrTmxrgEmV8QbzDhntOlVqaxvlYPx-/s200/Burhanuddin+Soebly.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5147332351331964754" border="0" /></a><br /><p class="MsoNormal" style="margin-right: 73.3pt;"><span style="" lang="EN-GB">Burhanuddin Soebly<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right: 73.3pt;"><span style="" lang="EN-GB">( Kandangan )<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right: 73.3pt;"><span style="" lang="EN-GB"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right: 73.3pt; text-align: justify;"><span style="" lang="EN-GB">Lahir di Kandangan, 12 Januari 1957. Menulis sejak 1979. Publikasi karyanya antara lain di media cetak : Banjarmasin Pot,Media Masyarakat, Berita Nasional (yogya),Pelita (Jakarta),Berita Buana (Jakarta),dan lain –lain.Antologi Puisinya : Palangsaran (1982),Patilarahan (1987) daqn Ritus Puisi (2000). Antologi bersama Puisi <st1:place st="on"><st1:country-region st="on">Indonesia</st1:country-region></st1:place> 87 ( DKJ,TIM<span style=""> </span>Jakarta 1987), dan Pertival PuisiXIII (PPIA-FASS, Surabaya, 1992 ). Tiga novelnya, Reportasi Rawa Dupa,Seloka Kunang-Kunang, dan Konser Kecemasan, merupakan Pemenang II Sayembara Penulisan Cerita Bersambung Majalah Femina Tahun 1997,1998, dan 2001. Novelnya yang lain antara lain :Biru Langit, Biru Hati ( B.Post,1979), Serenada Tnaha Bencana (B.Post,1991 dan lain – lain.Dia aktif di dunia teater. Bersama kelompok teaternya La Bastari, telah bergelar dan mengikuti Festival<span style=""> </span>Pertunjukan Rakyat Tingkat Nasional,Festival Teater Anak ,di beberapa <st1:city st="on">kota</st1:city> <st1:place st="on"><st1:country-region st="on">Indonesia</st1:country-region></st1:place>. Pernah mengikuti Pesta Gendang Nusantara 6 di Malaka, <st1:place st="on"><st1:country-region st="on">Malaysia</st1:country-region></st1:place><span style=""> </span>(2003). Banyak naskah teater yang ditulisnya antara lain : Parantunan (1983), Kembang Darah (1983, Roh Bukit Kehilangan Bukit (2000) dan Repoertoar Roh Bukit (2002 ).<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right: 73.3pt; text-align: justify;"><span style="" lang="EN-GB"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right: 73.3pt; text-align: justify;"><b style=""><span style="" lang="EN-GB">Ziarahmalammelaka<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right: 73.3pt; text-align: justify;"><b style=""><span style="" lang="EN-GB"><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right: 73.3pt; text-align: justify;"><span style="" lang="EN-GB">“persiaran malam ini<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right: 73.3pt; text-align: justify;"><span style="" lang="EN-GB">jejakperistiwalama …”<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right: 73.3pt; text-align: justify;"><span style="" lang="EN-GB">Mei Lan memandu perjalanan<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right: 73.3pt; text-align: justify;"><span style="" lang="EN-GB"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right: 73.3pt; text-align: justify;"><span style="" lang="EN-GB">tapi Melaka Cuma kaca<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right: 73.3pt; text-align: justify;"><span style="" lang="EN-GB">dan dinding batu. Barangkali anak waktu<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right: 73.3pt; text-align: justify;"><span style="" lang="EN-GB">telah bergegas melepas susu ibu<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right: 73.3pt; text-align: justify;"><span style="" lang="EN-GB">dan myembunyikan jejak bapa<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right: 73.3pt; text-align: justify;"><span style="" lang="EN-GB"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right: 73.3pt; text-align: justify;"><span style="" lang="EN-GB">di mana Tuah ?<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right: 73.3pt; text-align: justify;"><span style="" lang="EN-GB"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right: 73.3pt; text-align: justify;"><span style="" lang="EN-GB">“jangan cakap pasal tu ..,” bisik<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right: 73.3pt; text-align: justify;"><span style="" lang="EN-GB">Mei Lan. Lampu-lampu muram <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right: 73.3pt; text-align: justify;"><span style="" lang="EN-GB">menjerat irama dansa.” Selagi berulit ni<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right: 73.3pt; text-align: justify;"><span style="" lang="EN-GB">di copeng telinga cakap sahaja gelora laut<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right: 73.3pt; text-align: justify;"><span style="" lang="EN-GB">setakat kapal belum karam dalam malam …”<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right: 73.3pt; text-align: justify;"><span style="" lang="EN-GB"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right: 73.3pt; text-align: justify;"><span style="" lang="EN-GB">cuma kaca <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right: 73.3pt; text-align: justify;"><span style="" lang="EN-GB">dan dinding batu. Bau rambut<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right: 73.3pt; text-align: justify;"><span style="" lang="EN-GB">membuat ruang susut. Dan sebentuki pualam<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right: 73.3pt; text-align: justify;"><span style="" lang="EN-GB">terpeta pada tilam<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right: 73.3pt; text-align: justify;"><span style="" lang="EN-GB">di mana Tuah ?<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right: 73.3pt; text-align: justify;"><span style="" lang="EN-GB">“Tun Tuah tu lagi bersama Putri Cina<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right: 73.3pt; text-align: justify;"><span style="" lang="EN-GB">mengayuh <st1:place st="on"><st1:city st="on">asmara</st1:city></st1:place> di atas pusta … “<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right: 73.3pt; text-align: justify;"><span style="" lang="EN-GB">Mei Lan memandu perjalanan<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right: 73.3pt; text-align: justify;"><span style="" lang="EN-GB">peluh rinai<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right: 73.3pt; text-align: justify;"><span style="" lang="EN-GB">di rambut terurai. Selebihnya busa bir<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right: 73.3pt; text-align: justify;"><span style="" lang="EN-GB">meleleh perlahan di bibir cangkir<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right: 73.3pt; text-align: justify;"><span style="" lang="EN-GB"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right: 73.3pt; text-align: justify;"><span style="" lang="EN-GB">Melaka membunuh banua<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right: 73.3pt; text-align: justify;"><span style="" lang="EN-GB">Menguburbapa<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right: 73.3pt; text-align: justify;"><span style="" lang="EN-GB"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right: 73.3pt; text-align: justify;"><span style="" lang="EN-GB">Garden City<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right: 73.3pt; text-align: justify;"><span style="" lang="EN-GB">Malaka,2003. ( dari : La Ventre de Kandangan ).<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right: 73.3pt; text-align: justify;"><span style="" lang="EN-GB"><o:p> </o:p></span></p>Arsyad Indradihttp://www.blogger.com/profile/02268094638915127738noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6202537722153878924.post-75672941867275719662007-12-23T05:42:00.000-08:002011-05-20T21:26:30.294-07:00Y.S.Agus Suseno ( Banjarmasin )<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhaAENelXDO2C_IEatxxsMtZnbzWqpwJrSInm-af4k6uxJdVESQXjmvmB8XRfIhs-RUb12Un3a3utuHDwoHN3J6YKROgGDyLhyphenhyphenglVhVeI23b-RyHS-OLbmpBwJbuNl_O9t5AArQRNunJZkL/s1600/Agus%252BSuseno.jpg"><img style="float: left; margin: 0pt 10px 10px 0pt; cursor: pointer; width: 167px; height: 200px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhaAENelXDO2C_IEatxxsMtZnbzWqpwJrSInm-af4k6uxJdVESQXjmvmB8XRfIhs-RUb12Un3a3utuHDwoHN3J6YKROgGDyLhyphenhyphenglVhVeI23b-RyHS-OLbmpBwJbuNl_O9t5AArQRNunJZkL/s200/Agus%252BSuseno.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5609020081423604962" border="0" /></a><br /><div style="text-align: justify;">Lahir di Banjarmasin, 23 Agustus 1964. Karya puisi, cerpen, esai pernah terbit di media cetak baik lokal maupun nasional seperti Dinamika Berita, media Masyarakat, Banjarmasin Post, Merdeka, Berita Buana, Suara Karya, Kompao dan lain – lain.<br />Pernah memenangkan sayembara Karya Tulis Kepahlawanan se-Kalsel (1984), Sayembara Menulis Puisi Himpunan Sastrawan Indonesia (HIMSI ) Kalsel (1985 ), Sayembara Menulis Puisi Berbahasa Banjardalam rangka Hari Jadi Kota Banjarmasin ke-464 ( 1990 ). Puisinya “ Menulis Sajak Membuka Cakrawala Membaca Sejarah “ terpilih sebagai salah satu dari 10 Terbaik nonranking Lomba Tulis Puisi Nasional oleh Sanggar Sastra Minum Kopi Denpasar ( 1990 ).<br /></div><br /><span style="font-size:130%;"><span style="font-weight: bold;">Perjalanan Pantai</span></span><br /><br />seperti ada yang tertinggal<br />di seberang mimpi lain jejakmu<br />sisa kenangan dihanyutkan sesal<br />memburu kaki langit kelabu<br />pada senyap musim menggugurkan dedaunan<br />telah kita baca di bawah angin panas<br />bias cahaya senja<br />ditinggalkan matahari<br />susut perlahan<br />dikeabadian mati<br />tapi waktu bakal kjadi lain<br />perjalanan kelak usai<br />kesedihan dilarutkan lain beban<br />sunyi akan jadi asing dikehijauan padang<br />pada kesabaran hati dan ombak memecah pantai<br />seperti tak terdengar desir<br />di hamparan pasir<br />laut biru di bawah cakwrawala<br />bergerak menuju samudera<br /><br />1990Arsyad Indradihttp://www.blogger.com/profile/02268094638915127738noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6202537722153878924.post-8674718840694934142007-12-23T05:40:00.000-08:002011-05-20T08:06:22.486-07:00A.Setia Budhy ( Banjarbaru )<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8bbZxsUQmzRzPihtlDIEUaAnwA4rtfSXV09OdLba0kTKQoY-x2kyKm5v8uuj9N34UM6KhivpfsTdRN4VdgsIAzCLtqXK-A-8M_qvNSv4hfo7AOFcgH_4WjRTU-A84HmJN_Y8sjbshAdhZ/s1600-h/s.budi.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8bbZxsUQmzRzPihtlDIEUaAnwA4rtfSXV09OdLba0kTKQoY-x2kyKm5v8uuj9N34UM6KhivpfsTdRN4VdgsIAzCLtqXK-A-8M_qvNSv4hfo7AOFcgH_4WjRTU-A84HmJN_Y8sjbshAdhZ/s200/s.budi.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5159787844742930354" border="0" /></a><br /><span style="font-family:Arial,sans-serif;">Lahir di kota Marabahan, 1 Januari 1965.Sarjana FISP Unlam Banjarmasin dan Master Administrasi Program Pasca Sarjana FISIPOL UGM YogyakartaMulai menulis puisi sejak tahun 1980-an. Publikasi puisinya antara lain : di Banjarmasin Post. Pernah 10 besar Lomba Puisi Hari Pancasila (1987), 10 besar Lomba Tulis Puisi Bahasa Banjar (1992 dan 1994 ), Selain menulis puisi juga artikel umum dan sastra serta tampil sebagai nara sumber seminar dan sarasehan sosial politik dan ekonomi. Antologi puisi bersama : Jendela Tanah Air (DK Prov.Kalsel,1995) dan Narasi Matahari ( 2002 ). Kumpulan cerpennya : Gadis Dayak ( 2004 ).</span> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" align="justify"><span style="color: rgb(0, 128, 0);"><span style="font-family:Arial,sans-serif;"><span style="font-size:130%;">Kepada Daun</span></span></span></p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" align="justify"><span style="font-family:Arial,sans-serif;">Aklu ingin kalian berdoa</span></p><p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" align="justify"><span style="font-family:Arial,sans-serif;">Agar tidurku tak bangun lagi</span></p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" align="justify"><span style="font-family:Arial,sans-serif;">Dan lelap</span></p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" align="justify"><span style="font-family:Arial,sans-serif;">Rebah disisiNya</span></p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" align="justify"><br /></p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" align="justify"><span style="font-family:Arial,sans-serif;">Kemarin pagi Aku kawatir sekali</span></p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" align="justify"><span style="font-family:Arial,sans-serif;">Burung – burung tak pernah memurkai sesama</span></p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" align="justify"><span style="font-family:Arial,sans-serif;">Kupu – kupu juga tak biasa mengisap sesama</span></p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" align="justify"><span style="font-family:Arial,sans-serif;">Daun – daun tak juga pernah jatuh sia – sia</span></p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" align="justify"><span style="font-family:Arial,sans-serif;">Daun itu berkata : wahai bumi sini aku pupuk tanahmu dengan lembar</span></p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" align="justify"><span style="font-family:Arial,sans-serif;">Rantingku</span></p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" align="justify"><br /></p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" align="justify"><span style="font-family:Arial,sans-serif;">Aku merasa hina dihadapan burung, kupu dan daun</span></p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" align="justify"><span style="font-family:Arial,sans-serif;">Sebab sesamaku kini saling memangsa</span></p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" align="justify"><span style="font-family:Arial,sans-serif;">Saling memurka, mengisap</span></p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" align="justify"><span style="font-family:Arial,sans-serif;">Sesamaku saling membantai dan saling melenyapkan</span></p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" align="justify"><br /></p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" align="justify"><span style="font-family:Arial,sans-serif;">Aku getir sekali</span></p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" align="justify"><span style="font-family:Arial,sans-serif;">Dan mengharap kalian berdoa sahaja</span></p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" align="justify"><span style="font-family:Arial,sans-serif;">Agar tidurku tak bangun lagi</span></p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" align="justify"><span style="font-family:Arial,sans-serif;">Rebah disisiNya</span></p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" align="justify"><br /></p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" align="justify"><br /></p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" align="justify"><span style="font-family:Arial,sans-serif;">Marabahan Pebruari 02</span></p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" align="justify"><br /></p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" align="justify"><br /></p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" align="justify"><span style="color: rgb(153, 51, 0);"><span style="font-family:Arial,sans-serif;"><span style="font-size:130%;">Orang - Orang Riam</span></span></span></p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" align="justify"><br /></p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" align="justify"><span style="font-family:Arial,sans-serif;">Sejak masa kanak aku tak paham ada apa dengan omongan demokrasi</span></p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" align="justify"><span style="font-family:Arial,sans-serif;">Koran hari ini masih menderukan berita orang – orang yang terusir</span></p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" align="justify"><span style="font-family:Arial,sans-serif;">dan seorang tetangga yang digelandang ke markas polisi</span></p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" align="justify"><span style="font-family:Arial,sans-serif;">demonstran, “makin banyak saja orang yang menipu kekuasaan “</span></p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" align="justify"><br /></p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" align="justify"><span style="font-family:Arial,sans-serif;">Kalau pemimpin telah kehilangan cinta</span></p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" align="justify"><span style="font-family:Arial,sans-serif;">merampok uang rakyat adalah kehormatan</span></p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" align="justify"><span style="font-family:Arial,sans-serif;">Koran hari ini masih berteriak orang – orang yang lolos jerat hukum</span></p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" align="justify"><span style="font-family:Arial,sans-serif;">aku tak mengerti</span></p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" align="justify"><span style="font-family:Arial,sans-serif;">sejarah melipat sendiri masa depan lalu mengubur masa lalunya</span></p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" align="justify"><span style="font-family:Arial,sans-serif;">Hari ini tak ada yang perlu dirisaukan ?</span></p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" align="justify"><br /></p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" align="justify"><span style="font-family:Arial,sans-serif;">Tetapi orang – orang usiran selalu bertanya. Kami seringkali meradang</span></p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" align="justify"><span style="font-family:Arial,sans-serif;">pemimpin makin lihai berbuat rampok</span></p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" align="justify"><span style="font-family:Arial,sans-serif;">sementara perampok sudah pandai berkhotbah tentang moralitas</span></p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" align="justify"><br /></p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" align="justify"><span style="font-family:Arial,sans-serif;">Mahasiswa.”makin banyak saja kekuasaan menindas rakyat”</span></p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" align="justify"><span style="font-family:Arial,sans-serif;">orang – orang Riam telah menundukkan kepalanya</span></p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" align="justify"><span style="font-family:Arial,sans-serif;">Hingga mencekuk ke lutut sunyi</span></p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" align="justify"><br /></p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" align="justify"><span style="font-family:Arial,sans-serif;">Sejarah telah lama memintal berjuta air mata</span></p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" align="justify"><span style="font-family:Arial,sans-serif;">dari kuburan anak – anak ditenggelamkan</span></p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" align="justify"><span style="font-family:Arial,sans-serif;">Menyentuh batu</span></p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" align="justify"><br /></p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" align="justify"><span style="font-family:Arial,sans-serif;">Sejak kanak aku tak paham ada apa</span></p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" align="justify"><span style="font-family:Arial,sans-serif;">omong kosong demokrasi</span></p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" align="justify"><br /></p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" align="justify"><span style="font-family:Arial,sans-serif;">Riam Kanan Pebruari 02 ( dari : Narasi Matahari,Kilang Sastra,2002 )</span></p> <p style="margin-right: 1.02in; margin-bottom: 0in;" align="justify"><br /></p>Arsyad Indradihttp://www.blogger.com/profile/02268094638915127738noreply@blogger.com0