Selamat datang di Kawasan Penyair Nusantara Kalimantan Selatan. Terima kasih atas kunjungan Anda.

Senin, 13 September 2010

HAMBERAN SYAHBANA




Lahir di Banjarmasin , 14 – 07 – 1948 Pensiunan PNS / Pensinan Guru SMPN 12 B.masin. Puisi, cerpen dan esseinya terbit di media cetak antara lain : Harian Dinamika Banjarmasin, Radar Banjarmasin dan Banjarmasin Post. Tahun 70an aktif sebagai anggota dan pengurus Sanggar Pelajar Kerikil Tajam Banjarmasin, Sanggar Budaya Kalsel.Tahun 1978 aktif sebagai pengurus Dewan kesenian Kalimantan Selatan dan aktif sebagai Komisaris Bidang Sastra Badan Koordinasi Kesenian Nasional Indonesia (BKKNI) Kalsel.Tahun1980 aktif sebagai komisaris Bidang Sastra BKKNI Kab.HSS
Karya Puisi dimuat dalam Antologi Puisi Panorama 19 Penyair Banjarmasin, DKD Kalsel 1974 dan Antologi Puisi Bukit Batu Mandi Angin Permai, Sanggar Kerikil Tajam Banjarmasin 1975.
Sekarang berdomisili di Jl.Rawasari Ujung Komp. Dalem Sakti no.14 RT 69 RW 12 Kelurahan Pelambuan Banjarmasin Barat. Banjarmasin 70118 Email : Hamberansyahbana@yahoo.com
Puisinya antara lain :

SEJUJURNYA KUINGIN

Sejujurnya selalu kuingin selamanya bersamamu guruku yang
selalu tegar tak gentar terbakar yang
tak takut ditelan badai digempur guntur menggelegar
tak takut ditelan zaman yang buas ganas beringas
meski terlindas di tengah panas
kau tetap guruku yang
tak pernah bosan memomong
tak pernah henti memberi
tak pernah diam menyiram

Sejujurnya kuingin selalu mengingatmu guruku yang
selalu tersenyum bahagia ketika
muridmu yang nakal ini
mulai dapat menerima untaian mutiaramu
mulai dapat menerima siraman ilmumu
mulai dapat menerima keramahanmu
mulai dapat melaksanakan anjuranmu
mulai dapat menerima semuanya darimu

Sejujurnya kuingin selalu mengingatmu guruku yang
selalu manggut-manggut tersenyum tegas berwibawa
saat mendengar muridmu ini
mulai
berani berkata tidak dalam kumpulan kerbau dungu
berani menentang arus di arung gunung
berani bersuara lantang di tengah ansambel yang palas
berani menari di sendratari yang keras

Sejujurnya kuingin selamanya pertemuan ini
takkan ada akhirnya dan kuingin selalu perpisahan ini
tak akan pernah terjadi
semoga baktimu berganjar berganda-ganda
Amin.

Banjarmasin, 2008


AKU MASIH PUNYA HARGA DIRI
Buat yang tak lagi loyal

Aku masih punya harga diri meski digoncang
gempa puting beliung dan banjir bandang
garang menerjang
tidak seperti kamu tak punya malu
pura-pura gagu bagai lembu
pura-pura tak pernah ragu seteguh batu
berani mengharu biru nyatanya hanya benalu
menumpang makan di ranting di cabang di batang
bahkan diam-diam memotong dari belakang

Aku masih setia
tidak seperti kamu yang duduk satu meja
makan dan minum darah saudara seinang
yang tak pernah kenyang
pura-pura sejiwa sehati
padahal hanya pelabuhan pura-pura menanti
kapal yang tak pernah mau berlabuh di sini

Aku masih punya harga diri tidak seperti kamu
masih punya nyali tapi tak punya malu

Banjarmasin, 2008


AKU RINDU AKU INGIN

Aku rindu subur tanahku subur sawahku subur ladangku
aku rindu rindang pohonku rindang hutanku pesona gunungku
pesona sungaiku gelora debur lautku
aku ingin kau tak pernah porak-poranda tak pernah jungkir balik
tak pernah terbakar tak pernah bernanah
aku ingin anak cucuku tak pernah silau sinar kemilau emas intan
dan mutiaramu

Banjarmasin 2008


KOPI PAGI
Buat Zh

Kopi pagi buatanmu hangat menyengat membuatku
malu meminumnya mengingat kamu
pernah mendarat di landasan jantungku
menusuk hatiku membuatku malu
bergulingan di permadanimu

Kopi pagimu hangat di naluriku
tapi aku sungguh malu malu
meminumnya mengingat bawa aku
pernah menari di semakmu
pernah berenang di telagamu
pernah berburu di hutanmu
pernah berlabuh di hatimu
akh
aku malu berbaring di hangat kopimu

Banjarmasin, 2008


KUJELANG KAU

Kujelang kau
di dasar laut di kilau mutiaramu
di permukaan deru ombak rambutmu
di senandung rindu di hilir sungaiku

kujelang kau
di lereng gunung
di terjal tebing
di langit biru di arakan mega

Banjarmasin 2008


MATAHARIKU MENCARIMU

Hai rembulan
tahukah kau matahariku resah mencarimu tertatih-tatih?
menyisir senja ke senja menerjang samudera ke
samudera membantai badai dari pantai ke
pantai

Hai rembulan
tahukah kau bahwa matahariku resah memaksaku ikut
mencarimu ke mana-mana
sambil menimang bayang
di awang-awang sambil melayang terbang bagai elang
meninggalkan sarang

Banjarmasin, 2008

Tidak ada komentar: