Selamat datang di Kawasan Penyair Nusantara Kalimantan Selatan. Terima kasih atas kunjungan Anda.

Minggu, 14 Oktober 2007

Ali Syamsuddin Arsi ( Banjarbaru )


Lahir di Barabai (HST) 1964. Setelah lulus SMA di Jogyakarta kuliah di UT (S I ) Bahasa dan Sastra Indonesia (2000). Pernah aktif pengurus Dewan Kesenian Kotabaru (1998-2002) dan Dewan Kesenian Banjarbaru (2001-2005). Pendiri Forum Taman Hati (ketua). Di Perkumpulan Orang Biasa (POB) menerbitkan Sloka Tepian. Mendapat hadiah seni dari Bupati Kotabaru (1999) dan Gubernur Kalsel (2005). Tulisannya per4nah dimuat di beberapa penerbitan antara lain Banjarmasin Post,Wanyi, Radar Banjarmasin, Dinamika Berita, Majalah Bahana (Berunai), Jendela Serawak (Malaysia) dan lain-lain. Kumpulan puisi pribadi : ASA (1986), Seribu Ranting Satu Daun (1987), Tafsir Rindu (1989), Bayang-Bayang Hilang (2004). Kumpulan puisi bersama : Bandarmasih (1985), Bias Puisi dalam Al Quran (1987), Festival Puisi se Kalimantan (1992), Tamu Malam (1996), Wasi (1999), Bahana (2001), Narasi Matahari (2002), Mendulang Cahaya Bulan (2004), Dimensi (2005) dan lain-lain. Salah satu puisinya :

Bermain Bersama Anak-anak
Memasuki ruang kasih kalian aku menjadi asing dalam kebersamaan
namun izinkanlah, walau sepintas mungkin tak pantas
aku sudah berupaya agar cinta kita tetap terjaga
seperti kisah-kisah binatang yang sering mengantarkan tidur kalian
setiap malam, atau malam-malam yang lain
ada banyak tayangan, kenangan bahkan panutan
dari bayang-bayang kehadiran, karena dongeng itu
selalu saja menjadi pilihan utama, selain harus lebih banyak
membaca buku-buku cerita sebagai hadiah kenaikan kelas kalian
Memasuki ruang mimpi kalian aku menjadi sesat dalam kesendirian
sementara jalan yang kau lalui tak semuanya aku pahami
tapi tali kendali layang-layang kalian dengan teguh harus kupertahankan
karena angin di luar berhembus sangatlah kencang
belantaramu, ternyata lain dengan rerimbun di zaman berbeda
izinkan aku ikut bermain di tengah-tengah kalian

Tuhan, jarak seperti apa lagi yang akan engkau paparkan
dari lika-likunya kasih dan sayang, sementara cinta
haruslah tetap dipertahankan
walau sampai ke batas kematian
karena keabadian itu merupakan sumber bayangmu
dari zaman ke zaman, dari ruang ke ruang

Tuhan, atas izinmu aku lebih memilih bersama mereka
walau tidaklah harus di tengah mereka
karena di balik dunia, ternyata dunia lain juga ada

Banjarbaru, November 2005

Tidak ada komentar: