Selamat datang di Kawasan Penyair Nusantara Kalimantan Selatan. Terima kasih atas kunjungan Anda.

Jumat, 28 Desember 2007

A.Tajuddin ( Bacco ) - ( Tanjung - Tabalong )




A.Tajuddin ( Bacco )

( Tanjung - Tabalong )

Panggilan kentalnya Bacco, sebenarnya nama aslinya adalah Drs A.Tajuddin,M.Si ia kelahiran Hayup Haruai , 13 Agustus 1958. Banyak hal yang telah ditulisnya mulai dari artikel politik, sosial, karangan ilmiah bahkan sudah empat judul buku ia buat dan diantaranya karya terakhirnya adalah Buku Antologi puisi Silir Pulau Dewata selain yang terdahulu Jembatan, Nawu Raha dan yang terbit sekarang ini bersama para penyair pahuluan berjudul Ronce Bunga-Bunga Mekar. Selain itu ia sekarang menjabat sebagai Kabid Telematika Dinas Perhubungan Kabupaten Tabalong, jga sebagai Pemred Majalah Media Bersinar yang terbitnya sudah 21 Nomor sejak tahun 2002, dengan tiras sejumlah 8000 eksemplar pertahuan, tercatat di LIPI Jakarta dengan ISSN 1693-1343 juga tercatat sebagai anggota PWI Kalsel.

Hobbynya, menulis puisi, cerpen, dan kini mempersiapkan novel fiksinya dalam bahasa Banjar berjudul : Kaminting Pidakan, yang dimuat Majalah Media bersinar secara bersambung.

Begitulah manusia yang tiada henti berkarya ini, memiliki motto “ sekali berarti sesudah itu mati”, yang menjadi salah satu bait sajaknya almarhum Khairil Anwar, telah memacu dirinya berpoduksi terus menerus, semuanya untuk mencapai sasaran dan target pekerjaan. Namun mutu tetap diutamakan.

TARIAN BARONG DAN KERIS


Apa yang kudekap erat denganmu

Kekasih

Batu bulan atau kebajikan

Orang Bali bilang Rangda sang penjahat

Orang-orang bule mengikatkan udeng-udeng dikepalanya

Menara bersama lautan keris menyambar-nyambar

Menusuk dada tak berdarah

Menusuk dengan keris

Ya, keris palsu

Inilah permaianan dunia

Sejak lama kutahu

Dasar sering hanya mengulang-ulang

Ketika orang datang dan pergi dari dan ke Batu bulan ini

Nafas kehidupan kembali berputar

Tarian manispun hadir lagi dari dua orang galuh cantik hitam manis

Pengobat kecewa

Untuk apa kecewa

Ombak lautpun mendera di pantai Sanur

Akhirnya diam tak bergerak


Batu Bulan, Bali, Kemis, 20 Mei 2005

Tidak ada komentar: